Rupiah Melemah Tertekan Inflasi AS dan Harga Beras Jelang Puasa

 Zahwa Madjid
29 Februari 2024, 09:38
Rupiah
ANTARA FOTO/Putu Indah Savitri/sgd/YU
Petugas bank menunjukkan lembaran uang rupiah di salah satu bank di Jakarta, Selasa (12/12/2023). Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar AS pada Selasa (12/12) sore menguat tipis sebesar dua poin atau 0,01 persen menjadi Rp15.621 per dolar AS dari Rp15.623 per dolar AS.

Rupiah Masih Berpeluang Menguat

Sementara Pengamat pasar uang, Ariston Tjendra mengatakan, rupiah berpeluang menguat terhadap dolar AS hari ini. Setelah data PDB AS direvisi turun dari 3,3% ke 3,2% yang mendorong pelemahan dolar AS.

“Selain itu, petinggi The Fed yang berbicara semalam, John Williams, memberikan peluang pemangkasan suku bunga acuan AS di semester II tahun ini,” ujar Ariston.

Di sisi lain, pelaku pasar masih mencermati data indikator inflasi PCE Price Index yang akan dirilis malam ini. Data inflasi yang lebih tinggi dari ekspektasi 2,8% bisa mendorong penguatan dolar AS. 

Ariston mengatakan, inflasi yang tinggi akan menunda pemangkasan suku bunga the Fed lebih lama lagi. Oleh karena itu, potensi penguatan rupiah hari ini terhadap dolar AS tidak terlalu besar.

"Dari dalam negeri, persoalan kenaikan harga pangan bisa memberikan sentimen negatif ke rupiah. Potensi penguatan rupiah di kisaran Rp 15.650 per dolar AS, dengan potensi resisten di kisaran Rp 15.700 per dolar AS," kata Ariston. 

Melansir Bloomberg, sejumlah mata uang Asia menunjukkan penguatan terhadap dolar AS. Seperti baht Thailand menguat 0,05%, ringgit Malaysia menguat 0,09%, yen Jepang menguat 0,30%, dolar Singapura menguat 0,07%, dan peso Filipina menguat 0,17%.

Halaman:
Reporter: Zahwa Madjid
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...