Rupiah Melemah Tertekan Data Ekonomi AS dan Konflik Israel
“Rebound nya data ini, bisa diartikan permintaan atau konsumsi masih cukup kuat di AS. Permintaan yang kuat bisa mendongkrak inflasi AS,” ujar Ariston.
Dengan data yang lebih baik, pasar mewaspadai ekspektasi pemangkasan suku bunga acuan AS pada tahun ini. Pasar juga masih menunggu data PDB dan inflasi AS yang akan dirilis pada Kamis serta Jumat malam.
"Ini mungkin yang menyebabkan dolar AS masih menguat terhadap nilai tukar lainnya,” ujarnya.
Ketegangan Gepolitik Beri Sentimen ke Dolar
Selain itu, ketegangan geopolitik yang meninggi karena konflik Israel-Palestina dan Rusia-Ukraina akan mendorong pasar untuk mengalihkan sebagian dananya ke aset yang lebih aman seperti dolar AS dan emas.
Sehingga, kata Ariston, dolar AS berpotensi menguat terhadap rupiah pada hari ini. Potensi pelemahan rupiah pada hari ini ke arah Rp 15.830 - Rp 15.850 per dolar AS dengan potensi support sekitar Rp 15.780 per dolar AS.
Tak hanya rupiah, sejumlah mata uang Asia menunjukkan pelemahan terhadap dolar AS. Melansir Bloomberg, baht Thailand melemah 0,20%, ringgit Malaysia melemah 0,21%, yuan Cina melemah 0,16%, dolar Singapura melemah 0,05% dan yen Jepang melemah 0,13%.