Rupiah Tertekan Sepanjang 2024, Terancam Anjlok Rp 17.000 per Dolar AS di 2025

Rahayu Subekti
27 Desember 2024, 13:05
rupiah
ANTARA FOTO/AJI STYAWAN
Pegawai KPw BI Jateng melayani warga yang menukarkan uang lusuh saat kas keliling penukaran uang baru pada Ekspedisi Rupiah Karimunjawa (ERK-2024).
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Nilai tukar rupiah cenderung berfluktuatif dan tertekan sepanjang 2024. Sejumlah analis memperkirakan pelemahan rupiah bakal berlanjut pada tahun depan, bahkan bisa menembus Rp 17.000 per dolar Amerika Serikat (AS).

Pada awal tahun 2024, rupiah sempat bertengger pada kisaran Rp 15.719 per dolar Amerika Serikat (AS). Kemudian turun cukup dalam sampai mendekati Rp 16.500 per dolar AS pada pertengahan Juni 2024. Lalu kembali menguat di kisaran Rp 15.410 per dolar AS pada Agustus 2024

Namun tren pelemahan terus terjadi hingga akhir 2024. Memasuki November 2024, rupiah terus bergerak mendekati level psikologis yaitu Rp 16.000 per dolar AS. Pada pertengahan Desember hingga menuju akhir 2024, rupiah justru anjlok pada kisaran Rp 16.248 per dolar AS.

Penyebab Pelemahan Rupiah

Analis Doo Financial Futures, Lukman Leong menilai tren pelemahan rupiah pada tahun ini disebabkan penguatan dolar AS. Sebab, perkembangan ekonomi AS memberikan pengaruh besar terhadap pelemahan rupiah.

“Pelemahan rupiah tahun ini disebabkan oleh penguatan dolar AS karena data-data ekonomi dan inflasi AS yang lebih kuat,” kata Lukman kepada Katadata.co.id, Jumat (27/12).

Hal ini yang menurunkan prospek pemangkasan suku bunga Bank Sentral AS atau The Fed. Di sisi lain, perkembangan ekonomi Cina juga cukup mengecewakan, ikut menekan rupiah serta mata uang regional.

Selain itu, konflik geopolitik global juga memberikan tekanan kepada pergerakan nilai tukar rupiah. “Eskalasi di Timur Tengah dan perang Ukraina memberikan pengaruh tersendiri,” ujar Lukman.

Pengamat pasar uang, Ibrahim Assuaibi justru menyoroti masalah geopolitik di Timur Tengah dan Eropa yang sampai saat ini masih berkecamuk. Bahkan situasi di Eropa antara Rusia dan Ukraina terus memanas.

“Kondisi geopolitik ini yang membuat dolar AS kembali lagi mengalami penguatan yang cukup signifikan,” kata Ibrahim.

The Fed juga kemungkinan besar pada 2025 hanya memangkas suku bunga dua kali pada tahun depan. Terpilihnya Donald Trump kembali menjadi Presiden AS juga membuat kebijakan The Fed makin tak pasti.

“Kalau kebijakan-kebijakan Trump nanti berlawanan dengan pasar, kemungkinan besar The Fed tidak menurunkan suku bunga, bahkan bisa saja menaikkan suku bunga,” kata Ibrahim.

Bagaimana Proyeksi Akhir 2024 dan Peluang 2025?

Lukman memproyeksikan pergerakan rupiah hingga akhir 2024 tidak akan jauh berbeda dari level saat ini. Sebelum libur Natal 2024, rupiah sudah berada pada level Rp 16.190 per dolar AS.

“Hal ini karena minimnya data ekonomi dan perdagangan yang tipis di tengah musim liburan akhir tahun,” kata Lukman.

Di sisi lain, Ibrahim juga memproyeksikan penguatan dolar AS masih akan berlanjut pada 2025. Hal ini dipastikan akan memberikan pengaruh terhadap pelemahan rupiah.

Padahal sebelum Trump terpilih, rupiah sudah berada pada level 101 dan saat ini terus bergerak di kisaran 108. “Ada kemungkinan besar pada 2025, dolar AS akan mencapai level 114. Ini yang sangat membahayakan bagi mata uang rupiah,” ujar Ibrahim.

Sementara Pengamat pasar uang, Ariston Tjendra memproyeksikan rupiah pada pada kisaran Rp 16.100 per dolar AS hingga akhir tahun. Namun penguatan dolar AS dan kondisi ekonomi AS pada 2025 berpotensi menekan rupiah. Bahkan bisa mencapai Rp 17.000 per dolar AS.

Reporter: Rahayu Subekti

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...