Inflasi 2024 Hanya 1,57%, Terendah Dalam Sejarah Indonesia
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi secara tahun kalender (year to date) pada Desember 2024 berada di level terendah sepanjang sejarah penghitungan. Inflasi pada periode tersebut tercatat sebesar 1,57%.
Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Pudji Ismartini mengatakan, inflasi secara year to date ini merupakan yang terendah sejak BPS pertama kali menghitung inflasi pada tahun 1958.
"Saat itu, inflasi hanya diukur di wilayah Jakarta, sementara kini cakupannya telah berkembang ke 150 kota di 38 provinsi,” kata Pudji dalam konferensi pers di Jakarta pada Kamis (2/1).
Pudji juga menjelaskan bahwa sebelumnya inflasi terendah tercatat pada tahun 2020, yakni sebesar 1,68%.
Penyebab Inflasi 2024 Menjadi Terendah
Puji menjelaskan penyebab rendahnya inflasi pada tahun 2024 karena penurunan harga pangan pokok, khususnya pada paruh pertama tahun 2024.
“Penurunan harga pangan pokok setelah kenaikan pada 2022 dan 2023 menjadi faktor utama yang menekan inflasi tahun ini,” ujar Pudji.
Beberapa komoditas utama yang memberikan kontribusi terhadap deflasi antara lain cabai merah yang mengalami penurunan harga sebesar 46,53%, dengan andil terhadap deflasi sebesar 0,27%.
Cabai rawit juga mengalami deflasi sebesar 39,74% dengan andil deflasi sebesar 0,18%. Selain itu, bensin mencatat deflasi sebesar 1,86% dengan andil 0,09%.
Tarif angkutan udara turut mengalami deflasi sebesar 7,26% dan memberi andil deflasi sebesar 0,06%. Pudji menambahkan bahwa penurunan tarif ini turut berkontribusi signifikan terhadap rendahnya inflasi sepanjang 2024.