Asosiasi Industri Besi dan Baja Indonesia memperkirakan, kebutuhan baja untuk mendukung pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) hingga tahap akhir mencapai 9,5 juta ton.
Ekonomi Cina yang melemah berdampak pada permintaan terhadap produk besi dan baja di dalam negeri. Mayoritas produk besi dan baja selama ini diekspor ke Cina.
Produsen baja asal India, Jindal Stainless Ltd., mencapai kesepakatan senilai US$ 157 juta atau Rp 2,4 triliun untuk mengamankan pasokan nikel dari Halmahera, Indonesia.
Baja yang tak sesuai dengan SNI dapat mengakibatkan konstruksi bangunan tidak kokoh sehingga berpotensi membahayakan keamanan dan keselamatan konsumen.
Melalui perjanjian dengan 10 bank kreditur, jatuh tempo utang Tranche B Krakatau Steel menjadi Desember 2023. Perusahaan sudah menyiapkan US$ 50 juta untuk dibayarkan pada Januari 2023.
Kemenperin menargetkan besi dan baja dapat masuk ke dalam neraca komoditas pada 2023. Sejauh ini, komoditas yang masuk dalam neraca tersebut yakni beras, gula, daging, garam, dan ikan.