Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo optimistis nilai tukar rupiah dapat menguat ke level Rp 16.000 - Rp 15.800 per dolar Amerika Serikat hingga akhir tahun 2024.
Keputusan Bank Indonesia (BI) menaikkan suku bunga acuan atau BI Rate sebesar 25 basis poin menjadi 6,25%, diperkirakan akan berdampak pada permintaan kredit pemilikan rumah (KPR) pada tahun 2024.
Transaksi kini bisa lebih mudah dengan berbagai macam layanan pembayaran digital. Salah satunya dengan metode pembayaran nontunai Quick Response Code Indonesian Standard atau QRIS.
Bank Indonesia (BI) terus memaksimalkan penggunaan instrumen pasar berkelanjutan berupa green sukuk di pasar keuangan syariah jangka pendek. Hal ini dilakukan untuk mendukung pemulihan ekonomi global.
Nilai tukar rupiah berpeluang menguat ke level psikologis sebesar Rp 16.000 per dolar Amerika Serikat (AS) pada tahun ini. Penguatan ini akan didorong oleh sejumlah faktor.
Perbankan gencar menghimpun dana murah atau current account savings account (CASA) untuk menekan biaya dana (cost of fund) akibat kenaikan suku bunga acuan - BI Rate Bank Indonesia menjadi 6,25%.
Keputusan BI menaikkan suku bunga acuan atau BI Rate sebesar 25 basis poin menjadi 6,25%, diperkirakan akan berdampak pada kenaikan bunga kredit pemilikan rumah (KPR) pada tahun ini.
Keputusan Bank Indonesia menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin menjadi 6,25% diperkirakan akan berdampak pada suku bunga kredit pemilikan rumah atau KPR.
Bank Indonesia (BI) memproyeksikan nilai tukar rupiah bisa menguat ke level 15.800 per dolar Amerika Serikat pada akhir tahun 2024. Hingga Kamis sore, rupiah ditutup pada level Rp 16.187 per dolar AS.
Bank Indonesia memberikan insentif likuiditas sebesar Rp 280 triliun pada 2024. Hal ini dalam rangka memperkuat kebijakan insentif likuiditas makroprudensial (KLM) demi mendorong pertumbuhan kredit.
Bank Indonesia (BI) mengungkapkan tiga skenario potensi penurunan suku bunga acuan bank sentral Amerika Serikat (AS), The Fed atau atau Fed Funds Rate (FFR).
Bank Indonesia (BI) melaporkan penempatan devisa hasil ekspor (DHE) pada instrumen Term Deposit Valuta Asing Devisa mencapai US$ 1,9 miliar hingga 23 April 2024.