PBB menyatakan terdapat kemungkinan 80 persen suhu rata-rata global di dekat permukaan Bumi akan melebihi 1,5 derajat Celcius di atas tingkat pra-industri, imbas gas rumah kaca meroket.
Ada sekitar 95% kemungkinan bahwa 2024 mengalahkan 2023 sebagai tahun terpanas sejak pencatatan suhu permukaan global dimulai pada pertengahan tahun 1800-an.
Data terbaru menunjukkan bahwa dunia telah mengalami pemanasan global selama 12 bulan berturut-turut dengan suhu 1,5 derajat celsius lebih tinggi dibandingkan era bahan bakar fosil.
Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, menegaskan bahwa cuaca panas yang terjadi di Indonesia akhir-akhir ini bukanlah akibat gelombang panas atau heatwave.