Menteri Sosial Tri Rismaharini atau Menteri Risma memaparkan kesiapan Indonesia dalam menghadapi berbagai jenis bencana dalam forum global yang diselenggarakan OECD.
OECD, organisasi internasional, mempromosikan kerjasama ekonomi dan kebijakan di antara negara anggotanya, dengan tujuan untuk meningkatkan pertumbuhan, inovasi, dan kesejahteraan sosial secara global
Bergabungnya Indonesia dalam keanggotaan OECD akan memberikan untuk rugi bagi negara. Khususnya dalam memengaruhi kerja sama geopolitik hingga kebijakan dalam negeri Indonesia.
Pemerintah Prancis memangkas proyeksi ekonomi pada 2024 karena kondisi geopolitik terus memanas mulai dari perang Ukraina-Rusia hingga perlambatan ekonomi di Cina dan Jerman.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan, bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2023 mengungguli Malaysia, Meksiko dan Spanyol.
Menteri Keuangan Sri Mulyani bersyukur dengan capaian ekonomi Indonesia yang tumbuh 5,05% pada 2023. Padahal 2023, menjadi tahun yang penuh tantangan menurut lembaga internasional seperti IMF.
Upaya Indonesia bergabung OECD sedang menghadapi ketidakpastian. Meski mendapatkan dukungan dari sejumlah anggota organisasi tetapi mendapatkan hambatan dari Israel.
Keberatan Israel membuat proses aksesi keanggotaan Indonesia di OECD tidak dapat dilaksanakan, karena bergabungnya suatu negara dalam organisasi ini membutuhkan persetujuan dari seluruh anggotanya.
OECD memperkirakan pertumbuhan ekonomi global akan kembali tumbuh menjadi 3% pada 2025. Namun, ini masih akan sangat bergantung pada perekonomian Asia.
Pertumbuhan ekonomi Indonesia diprediksi semakin membaik pada 2024 dan 2025, dengan beberapa indikator ekonomi telah menunjukkan hasil yang positif sejak 2023.