Jokowi Bakal Berikan Insentif Modal untuk Industri Film Indonesia

ANTARA FOTO/FB Anggoro/wsj.
Sejumlah penonton duduk menjaga jarak di dalam studio pada hari pertama pembukaan kembali bioskop Cinepolis Cinemas, di Mal Living World, Kota Pekanbaru, Riau, Rabu (31/3/2021). Satuan Tugas Percepatan Penanggulangan COVID-19 Riau mengizinkan bisnis bioskop untuk buka kembali setelah ditutup selama setahun akibat pandemi dengan syarat menerapkan standar protokol kesehatan yang ketat.
6/9/2021, 15.00 WIB

Presiden Joko Widodo dikabarkan akan memberikan insentif kepada industri film Indonesia. Bantuan itu diberikan untuk mendukung modal produksi dan produktivitas sineas Tanah Air di kala pandemi melanda. 

Hal tersebut disampaikan Ketua Bidang Penjurian Festival Film Indonesia 2021 Garin Nugroho usai bertemu Jokowi di Istana Kepresidenan, Jakartal, Kamis (6/9). Tak hanya itu, Presiden juga berencana hadir dalam festival yang digelar tanggal 10 November tersebut.

"Kalau tidak ada aral melintang (Presiden) hadir di FFI pada tanggal 10 dan memberikan bantuan insentif pada orang film," kata Garin di kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Senin (6/9).

Garin mengatakan insentif itu telah disetujui oleh Kementerian Keuangan dan tengah diproses oleh pemerintah dengan para pelaku industri film. Tak hanya itu, Jokowi pun menilai, insan film Indonesia telah adaptif dalam menghadapi pandemi.

Hal ini tercermin dari jumlah film yang banyak diproduksi pada tahun ini. Selain itu, para sineas juga mampu mengikuti ajang festival internasional, seperti Toronto International Film Festival, Busan International Film Festival, dan lainnya.

Untuk itu, Kepala Negara menilai dunia film tumbuh dengan baik dari segi kualitas, produktivitas, dan adaptasi dunia baru. "Sehingga Presiden menjanjikan untuk hadir dalam FFI," katanya.

Ketua Komite FFI Reza Rahardian menambahkan, ada 88 film Indonesia yang diproduksi pada 1 Oktober 2020-31 Agustus 2021. "Di tengah situasi seperti ini rasanya cukup menggembirakan," ujar dia.

Sekretariat Komite FFI Linda Gozali menyebutkan, dari 88 film yang diproduksi selama satu tahun, ada 69 film yang terdaftar pada FFI. "Jadi hampir 70 persen. Kita tadinya mengharapkan kurang lebih 50-55 persen," katanya.

Selanjutnya, para juri bersama dengan asosiasi akan mengurasi film tersebut untuk menentukan 10 film unggulan. Selanjutnya, film unggulan tersebut akan menjadi bagian dari nominasi film yang diumumkan pada 10 Oktober. Sedangkan, puncak acara FFI akan digelar pada 10 November.

Insan perfilman pernah meminta bantuan stimulus, subsidi, hingga perlindungan hukum kepada Jokowi.  Mereka beralasan, film tidak hanya menyumbang kepada perekonomian tetapi juga memberikan identitas bangsa.

Melalui program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN), pemerintah mengalokasikan anggaran sebesar Rp 2,4 triliun rupiah untuk sektor ekonomi kreatif termasuk sub-sektir film. Namun, belum ada detail program yang dibeberkan untuk  sub-sektor film. 

"Ada begitu banyak hal yang bisa dibantu terutama promosi. Tinggal bagaimana pemerintahnya mau seperti apa," ujar Produser film sekaligus CEO dari MD Pictures Manoj Punjabi pada kepada Katadata.co.id, Jumat (27/8).

Reporter: Rizky Alika