Membesarnya Peluang Merger Gojek - Tokopedia ketimbang dengan Grab

Leo Lintang/123rf
Ilustrasi
Penulis: Desy Setyowati
6/1/2021, 19.00 WIB
  • Merger Gojek dan Tokopedia dinilai lebih memungkinkan dari sisi regulasi, ekosistem, dan kemitraan
  • SoftBank dikabarkan habis kesabaran karena Grab dan Gojek terlalu lama berdiskusi soal merger
  • Gabungan Gojek dan Grab disebut-sebut menyentuh skala hectocorn

Gojek dikabarkan mengkaji merger dengan Tokopedia. Isu ini muncul di saat decacorn Indonesia itu disebut-sebut tengah berdiskusi dengan Grab terkait konsolidasi. Namun, modal ventura dan ekonom menilai, penggabungan Gojek dan Tokopedia lebih memungkinkan terjadi.

Peneliti Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Nailul Huda mengatakan, perusahaan rintisan digital memiliki tiga karakter. Pertama, mengejar efisiensi operasional. “Semakin canggih teknologinya, maka harus dibarengi dengan efisiensi,” kata dia kepada Katadata.co.id, Rabu (6/1).

Kedua, mengandalkan pendanaan yang hampir serupa yakni sistem seri saham. Terakhir, berupaya meningkatkan nilai valuasi untuk mendorong potensi pendanaan dan berpeluang menawarkan saham perdana alias IPO.

Nailul menilai merger merupakan salah satu cara untuk memenuhi ketiga hal itu. Ini termasuk potensi merger antara Gojek dan Tokopedia, maupun dengan Grab.

Akan tetapi, “merger Gojek dan Tokopedia lebih memungkinkan dibandingkan dengan Grab secara regulasi,” ujar Nailul. Ia menilai, penggabungan kedua decacorn ini berpotensi menimbulkan monopoli pasar.

Sedangkan merger Gojek dan Tokopedia cenderung bertujuan memperoleh pendanaan, valuasi, dan efisiensi. “Mereka harus bersaing dengan kompetitor, maka dari itu merger bisa menjadi strategi memperoleh dana segar agar tetap kompetitif,” kata dia.

 GrabGojekTokopedia
Cakupan*8 negara4 negaraIndonesia
Mitra pengemudi9 juta (keseluruhan)2 juta-
Mitra penjual900 ribu9,9 juta
Jumlah unduhan205 juta kali190 juta kali-
Pengguna aktif bulanan-38 juta100 juta
ValuasiUS$ 14 miliarUS$ 10 miliarMendekati US$ 10 miliar

Sumber: Gojek, Grab, Tokopedia, CB Insights

(BACA JUGA: Mengenal SPAC, 'Kendaraan' Tokopedia untuk Tembus Bursa Saham AS)

Akan tetapi, Nailul menyadari bahwa peraturan monopoli tetap menjadi tantangan mengingat bisnis Gojek dan Tokopedia cukup besar. Ia yakin, pertimbangan Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) terkait merger konglomerasi keduanya akan berbeda dibandingkan horizontal seperti Gojek dengan Grab.

“Ke depan, strategi merger kemungkinan akan lebih banyak digunakan untuk meningkatkan valuasi guna memperoleh pendanaan dan melakukan efisiensi,” kata Nailul.

Berdasarkan perhitungan Tech In Asia, status perusahaan gabungan Gojek dan Grab mendekati hectocorn atau valuasi US$ 100 miliar lebih.

Itu artinya, valuasi gabungan kedua decacorn mendekati pengembang media sosial TikTok, ByteDance, dan perusahaan berbagi tumpangan (ride hailing) di Tiongkok, Didi Chuxing.

Namun, Bloomberg memperkirakan, valuasi gabungan Gojek dan Grab mencapai US$ 25 miliar. Sedangkan Gojek dengan Tokopedia, valuasinya diprediksi US$ 18 miliar.

Sebagai decacorn, valuasi Gojek lebih dari US$ 10 miliar. Sedangkan Tokopedia mendapatkan dana segar dari Google dan Temasek pada akhir tahun lalu, sehingga valuasinya disebut-sebut mendekati skala decacorn.

Pada Maret lalu, KPPU mengatakan akan menolak merger Gojek dan Grab jika menguasai pangsa pasar yang dominan. Ini mengacu pada pasal 28 Undang-undang (UU) Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktik Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat.

Pelaku usaha dilarang melakukan penggabungan atau peleburan badan usaha yang dapat mengakibatkan praktik monopoli dan/atau persaingan usaha tidak sehat. KPPU akan menilai ukuran konsentrasi pasar dari kedua perusahaan yang berencana merger atau akuisisi. Penilaiannya berdasarkan Herfindahl-Hirschman Index (HHI).

Sedangkan gurita bisnis Gojek dan Grab sangat luas. Ini terlihat pada Tabel di bawah ini:

LayananGojekGrab
Transportasi·    GoRide·    GoCar·    GoBlueBird·    Investasi di Pathao, Bangladesh·    GrabBike·    GrabCar·    GrabTaxi·    Sewa·    Wheels
Pesan-antar makananGoFoodGrabFood
Cloud Kitchen·   Dapur Bersama·   Investasi di startup cloud kitchen India, Rebel FoodsGrabKitchen
Kebutuhan sehari-hari·    GoShop·    GoMart·    GoMall·    GoStore·    Investasi di Mall91, India lewat GoVentures·   GrabMart·   GrabFresh (dengan HappyFresh di Indonesia)·   GrabSupermarket (Malaysia)
Pengiriman barang·    GoSend·    GoBox·     GrabExpress Bike·     GrabExpress Car·     Investasi di Ninja Van, Singapura
Keuangan·    GoSure (asuransi)·    GoInvest (investasi)·    Paylater·    Akuisisi Coins.ph di FilipinaLini khusus: Grab Financial (asuransi, investasi, pinjaman, dan lainnya), juga mengajukan lisensi bank digital di Singapura
Pembayaran·     GoPay·     GoBills·     GoPulsa·     GoGiveGrabPay (selain Indonesia)Investasi di Indonesia:·     OVO·     LinkAja
IklanGoScreen·     GrabAds·     Investasi di StickEarn
Layanan UMKM·    GoBiz·    GoToko·    Akuisisi Moka·   GrabMerchant·   GrabKios·   Akuisisi Kudo
KesehatanGoMed (dengan Halodoc)GrabHealth (dengan Good Doctor)
Unit investasiGoVenturesGrab Ventures
Program akselerasiXcelerateGrab Venture Velocity
Lainnya·    GoTix·    GoServices·    GoPlay·    GoGames·    Investasi di Mobile Premier League, India·    GoFitness·      Pemesanan hotel (Grab investasi di OYO)·      Pemesanan tiket perjalanan

Sumber: Gojek, Grab, CB Insights

Meski begitu, Ketua KPPU Kodrat Wibowo dan Komisioner KPPU Guntur Saragih belum menerima notifikasi terkait rencana merger Gojek dan Grab maupun dengan Tokopedia. “Kami belum menerima laporan apapun,” kata Kodrat kepada Katadata.co.id, Rabu (6/1).

Ia mengatakan, laporan merger dan akuisisi paling lambat 30 hari setelah pengesahan secara legal, utamanya dari Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham).

Sedangkan Gojek enggan berkomentar terkait kabar bakal merger dengan kedua startup jumbo tersebut. Begitu juga dengan Grab dan Tokopedia.

Selain dari sisi regulasi, Executive Director ICT Institute Heru Sutadi menilai bahwa merger Tokopedia dan Gojek lebih memungkinkan karena saling melengkapi. “Penggabungan ini cocok karena memperkuat ekosistem kedua perusahaan. Ujungnya semakin mengukuhkan posisi keduanya dalam bisnis digital di Indonesi,” ujarnya kepada Katadata.co.id, Rabu (6/1).

Gojek akan memperkuat bisnis retail dan logistik. Sedangkan Tokopedia dapat meningkatkan layanan penyediaan makanan dan pengiriman barang instan. “Merger akan memperkuat ekosistem dan portofolio bisnis, karena bakal mencakup berbagi tumpangan (ride-hailing) dan turunannya, pembayaran online, serta e-commerce,” ujar dia.

Sedangkan Managing Partner Kejora Ventures Eri Reksoprodjo menilai, merger akan menguntungkan startup terkait dari segi value creation. “Sepanjang penggabungan melahirkan ‘synergetic value creation’, tidak masalah Gojek mau merger dengan siapapun,” kata dia kepada Katadata.co.id, Rabu (6/1).

Selain regulasi dan ekosistem, merger Gojek dan Tokopedia dinilai lebih memungkinkan dari sisi kemitraan. Sebelumnya, asosiasi pengemudi taksi dan ojek online sempat mengungkapkan kekhawatiran jika Gojek dan Grab merger.

Sekretaris Dewan Asosiasi Driver Online (ADO) Taha Syafariel mengatakan, banyak anggotanya yang khawatir jika Gojek dan Grab merger. Apalagi, kedua decacorn ini menerapkan sistem kemitaraan yang berbeda.

“Akan pakai sistem algoritme siapa?” kata Taha kepada Katadata.co.id, bulan lalu (8/12). Selain itu, “tentu efisiensi akan jadi masalah.”

Ojek Online Dilarang Bawa Penumpang (Adi Maulana Ibrahim|Katadata)

Salah satu mitra GoCar Sugeng mengatakan, sistem kemitraan Gojek dan Grab beda. "Sekarang mitra sudah berlebihan, saya khawatir ada pemutusan kerja sama secara sepihak,” ujarnya kepada Katadata.co.id, bulan lalu (4/12).

Kekhawatiran serupa disampaikan oleh Ketua Presidium Asosiasi Gabungan Aksi Roda Dua (Garda) Igun Wicaksono. “Bukan tidak mungkin akan ada efisiensi kemitraan, dengan kata lain, banyak terjadi gelombang putus mitra," katanya.

Ia berharap, Gojek dan Grab memberikan penjelasan terkait isu merger tersebut. Jika tidak ada klarifikasi, Garda mengancam akan menggelar aksi di seluruh wilayah secara serentak untuk menolak rencana merger.

Sedangkan pesaing Gojek dan Grab di wilayah lainnya di regional dapat dilihat pada Tabel di bawah ini:

IndonesiaAnterin, Bonceng, Maxim, Cyberjek, Klik Go, Buroq, BeU Jek
FilipinaMiCab, Hirna, Hype, Owto, GoLag, ePickMeup
VietnamFastGo, Vato, Taxigo, T.net, Xelo
SingapuraFilo Technologies, Ryde, Jugnoo, Tada, Kardi, Urge
ThailandMycar, JomRides, MULA, Dacsee, Riding Pink, DIFF

Sumber: Kr Asia

‘Orang Kuat’ di Balik Kabar Merger Gojek dan Grab Maupun Tokopedia

Kabar Gojek dan Grab berdiskusi terkait merger sudah berhembus sejak awal 2020. Rumor semakin kencang pada September. Bahkan, keduanya disebut-sebut sepakat untuk membentuk entitas gabungan pada Desember lalu.

Sinyal merger gojek dan grab (Katadata)

Namun, kini Gojek justru diisukan mengkaji merger dengan Tokopedia. “Kedua pihak melihat potensi sinergi dan ingin menutup kesepakatan secepat mungkin dalam beberapa bulan ke depan,” kata sumber yang enggan disebutkan namanya karena diskusi bersifat tertutup, dikutip dari Bloomberg, Selasa lalu (5/1).

Gojek dan Tokopedia dikabarkan telah mempertimbangkan potensi merger sejak 2018. Sumber menyampaikan, diskusi ini dipercepat setelah pembicaraan kesepakatan antara Gojek dan Grab menemui jalan buntu.

CEO Grab Anthony Tan terus menolak tekanan dari SoftBank Group Corp untuk menyerahkan sebagian kendali atas entitas gabungan kepada Gojek. CEO SoftBank Masayoshi Son dikabarkan kehilangan kesabaran akibat lamanya diskusi merger kedua decacorn ini.

“Sekarang Son mendukung merger antara Gojek dan Tokopedia,” demikian kata sumber. SoftBank merupakan investor Grab dan Tokopedia.

Ojek Online Sudah Diperbolehkan Angkut Penumpang (Adi Maulana Ibrahim|Katadata)

Gojek dan Grab berselisih tentang bagaimana mengelola bisnis di Indonesia, yang merupakan pasar utama. Sumber menyampaikan, Gojek menginginkan 40% saham di entitas gabungan tersebut. Tetapi, "Grab menilai jumlahnya secara fundamental terlalu banyak," kata dia dikutip dari Tech In Asia, Minggu (3/1). Ini karena Grab yakin bahwa keuangannya lebih kuat.

Selain itu, Grab mengajukan beberapa syarat untuk merger. Beberapa di antaranya memberikan Anthony hak suara yang besar di perusahaan gabungan, hak veto keputusan dewan direksi, dan kendali atas penghasilan sendiri.

Reporter: Desy Setyowati, Fahmi Ahmad Burhan