Ragam Upaya ESDM dan PLN Transisi Energi dari Sektor Kelistrikan

KESDM
PLTS Likupang di Desa Wineru, Kecamatan Likupang Timur, Kabupaten Minahasa Utara, Sulawesi Utara.
8/11/2022, 12.52 WIB

Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo, mengatakan langkah yang sudah dilakukan oleh perseoran untuk mengurangi emisi gas buang yang dihasilkan dari operasional PLTU adalah mengurangi penggunaan batu bara dan menggantinya dengan biomassa sebagai bahan bakar atau co-firing.

Skema ini telah diimplementasikan di 33 PLTU dari 48 pembangkit yang tengah diujicoba. PLN terus mengoptimalisasi penerapan co-firing hingga mencapai kapasitas 1,8 gigawatt.

Dari target 52 lokasi tahap implementasi pada 2025, penerapan co-firing sejauh ini sudah memanfaatkan 175 ribu ton biomassa yang menghasilkan produksi 185 GWh listrik serta penurunan 184 ribu ton CO2.

Adapun limbah cangkang sawit dinilai sebagai pengganti batu bara yang realitif baik karena memiliki nilai kalori yang tinggi dan kadar sulfur yang lebih rendah sehingga emisi yang dihasilkan menurun. Hasil pembakaran cangkang sawit juga disebut rendah abu sehingga berimbas kepada lingkungan yang lebih baik.

"Kami akselerasi, kami gencar mempercepat pengembangan energi terbarukan. Kami juga memanfaatkan energi biomassa. Kami juga mengganti teknologi batu bara lama kami dengan teknologi yang jauh lebih efisien," ujar Darmawan.

Di sisi lain, Darmawan mengatakan permintaan energi bersih kian melonjak seiring menjamurnya tren transisi energi, khususnya permintaan pada sektor industri manufaktur. Apalagi Indonesia memiliki potensi energi terbarukan yang besar dan sanggup memenuhi permintaan akan suplai energi bersih.

"PLN harus menciptakan lebih banyak ruang untuk energi terbarukan," ucapnya.

Meski modal yang dikeluarkan untuk pengembangan energi terbarukan terbilang mahal, Darmawan optimis investasi perusahaan saat ini akan mendatangkan keuntungan di masa depan seiring harga listrik energi terbarukan yang kian mampu bersaing dengan listrik fosil.

"Harga energi terbarukan turun dari tahun ke tahun, bulan ke bulan, minggu ke minggu, hari ke hari. Ketika kami melelang energi surya pada tahun 2015, harganya US$ 0,27. Ketika kami melelang energi surya hanya beberapa bulan yang lalu, hanya 4 sen," ujar Darmawan.

Halaman:
Reporter: Muhamad Fajar Riyandanu