Advertisement
Advertisement
Analisis | Era Suku Bunga BI Rendah Berlalu, Selamat Datang Musim Inflasi Halaman 2 - Analisis Data Katadata
ANALISIS

Era Suku Bunga BI Rendah Berlalu, Selamat Datang Musim Inflasi

Foto: Lambok Hutabarat/ Ilustrasi/ Katadata
Keputusan Bank Indonesia menaikkan suku bunga acuan dinilai tepat untuk mengantisipasi lonjakan inflasi. Suku bunga bakal naik lebih tinggi jika keputusan bank setral tersebut menunggu inflasi makin melaju.
Reza Pahlevi
26 Agustus 2022, 16.03
Button AI Summarize

Mantan Menteri Keuangan Chatib Basri mengapresiasi langkah BI menaikkan suku bunga. Dia juga menyoroti inflasi di tingkat produsen sudah jauh lebih tinggi dari inflasi tingkat konsumen.

(Baca: Musim Mengerek Tinggi Suku Bunga)

Mengutip data BPS, inflasi harga produsen sudah mencapai 11,77% pada kuartal II-2022. Tingkat inflasi produsen ini didorong sektor pertambangan yang inflasinya sudah mencapai 82,96% dan angkutan udara penumpang yang sudah 23,92%.

Sektor-sektor yang berdampak langsung ke konsumen masih mengalami inflasi yang cukup rendah. Tingkat inflasi industri pengolahan tercatat sebesar 4,51%, pertanian 6,37%, pengadaan listrik dan gas 0,49%, serta penyediaan makanan dan minuman sebesar 1,54%. (Baca: Melongok Data Untung-Rugi Pelemahan Rupiah)

“Inflasi di tingkat konsumen juga akan naik pada akhirnya. Dengan menaikkan bunga, BI menjaga ekspektasi inflasi. Ini akan membuat inflasi terjaga,” ujar Chatib Basri dalam akun Twitter-nya @ChatibBasri pada Rabu, 24 Agustus 2022.

 (Baca: Ekonomi Melesat tapi Kesenjangan Kian Melebar Pasca-Krisis 1998)

Menurutnya, ini pilihan yang tepat ketimbang BI menunggu inflasi naik dulu baru menaikkan bunga (behind the curve) sehingga kenaikan suku bunga akan lebih tajam. Kenaikan suku bunga yang tajam dapat berdampak lebih berat terhadap ekonomi.

Halaman:

Editor: Aria W. Yudhistira