Advertisement
Advertisement
Analisis | Sampai Kapan Rupiah Tertekan Suramnya Ekonomi Global? Halaman 2 - Analisis Data Katadata
ANALISIS

Sampai Kapan Rupiah Tertekan Suramnya Ekonomi Global?

Foto: Joshua Siringo-ringo/ Ilustrasi/ Katadata
Dolar Amerika Serikat (AS) telah menguat luar biasa akibat kenaikan tinggi bunga the Fed. Kekhawatiran akan resesi global menyebabkan tekanan terhadap mata uang negara berkembang, termasuk rupiah, terancam berlangsung panjang.
Dzulfiqar Fathur Rahman
5 September 2022, 05.35
Button AI Summarize

Bank Indonesia (BI) juga mengikuti tren ini. Dalam rapat dewan gubernur pada Agustus 2022, BI memutuskan untuk menaikkan suku bunga acuan 25 poin dasar ke 3,75% untuk mengantisipasi tekanan inflasi dari rencana kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) dan untuk memperkuat nilai tukar rupiah. 

Sampai akhir 2022, BI diperkirakan masih memiliki ruang untuk menaikkan suku bunga acuan hingga 50 poin dasar ke 4,25%, menurut riset Bank Mandiri.  (Baca: Melongok Data Untung - Rugi Pelemahan Rupiah)

Pengetatan kebijakan moneter ini terjadi ketika Eropa sedang menghadapi krisis energi, perang Rusia-Ukraina masih berlangsung, dan Tiongkok masih berupaya menjalankan kebijakan nol Covid-19-nya. 

Dalam Pandangan Ekonomi Dunia (WEO) yang dirilis pada Juli, Dana Moneter Internasional (IMF) memproyeksikan bahwa output ekonomi global akan tumbuh 3,2% pada 2022. Ini menandai revisi ke bawah 0,4 poin dari proyeksi sebelumnya. 

Prospek ekonomi global telah menjadi semakin suram secara signifikan sejak April, menurut Pierre-Olivier Gourinchas, direktur penelitian di IMF. Dunia mungkin akan segera tergoyang ke tepi resesi di tengah risiko-risiko yang mulai terwujud. 

Rupiah, dan mata uang negara-negara lain, dengan demikian mungkin masih akan menghadapi tekanan di tengah ketidakpastian di pasar.

Halaman:

Editor: Aria W. Yudhistira