Rusia Pangkas Ekspor Gas, UE Berburu Pasokan ke AS hingga Azerbaijan
Sumber tersebut mengatakan bahwa UE menginginkan kontrak yang lebih pendek untuk mencapai target penurunan emisi karbonnya sekaligus mengurangi ketergantungan dari bahan bakar fosil dan pasokan energi Rusia.
“Dengan kontrak jangka panjang berarti UE harus terus mengimpor bahan bakar fosil yang bertentangan dengan tujuan penurunan emisi karbon,” kata sumber tersebut.
Kontrak yang diminta Qatar berbeda dengan kontrak jangka panjang yang diteken EnBW dengan eksportir Amerika. Meski berjangka waktu 20 tahun, pembelian LNG dapat dialihkan atau bahkan dibatalkan dengan biaya kompensasi yang lebih murah. Termin ini berguna jika suatu saat permintaan LNG Jerman turun seiring transisi energi.
Sebaliknya Qatar biasanya tidak mengizinkan pengalihan pembelian tanpa pembayaran penuh kargo yang dikirim. Menteri energi Qatar, Saad al-Kaabi mengatakan bahwa ada banyak perselisihan dalam negosiasi antara negaranya dan Jerman.
Sementara itu pada Januari 2022, Perdana Menteri Australia (ketika itu), Scott Morrison, menawarkan LNG kepada Eropa untuk menggantikan pasokan Rusia. Australia juga termasuk dalam jajaran negara pengekspor gas alam terbesar di dunia dengan volume ekspor mencapai 80 juta ton pada 2021.
Namun analis pasar energi mengatakan bahwa Australia tidak bisa mengekspor ke Eropa tanpa melanggar kontrak yang ada saat ini. Pasalnya 75% pasokan LNG Australia sudah terikat kontrak jangka panjang. Di sisi lain, daerah pantai timur Australia juga tengah mengalami krisis gas.
“Jadi LNG yang bisa Australia ekspor harus berasal dari sistem dan produsen yang sudah kesulitan memenuhi pasokan. Ekspor bisa saja dilakukan jika energi terbarukan sudah menggantikan gas dalam pembangkitan listrik, tapi menurut Rystad Energy, itu tidak akan terjadi hingga akhir dekade ini,” kata analis Australian Strategic Policy Institute.