Eksklusif: Dirut PLN Bocorkan Tantangan Terbesar dalam Transisi Energi

Tia Dwitiani Komalasari
12 November 2022, 14:30
Direktur Utama PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) atau PLN, Darmawan Prasodjo, saat diwawancarai editor Katadata.co.id, Rezza Aji Pratama, di sela Koferensi Perubahan Iklim Perserikatan Bangsa-Bangsa atau COP27 di Sharm El-Sheikh, Mesir, Selasa (8/11
Katadata
Direktur Utama PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) atau PLN, Darmawan Prasodjo, saat diwawancarai editor Katadata.co.id, Rezza Aji Pratama, di sela Koferensi Perubahan Iklim Perserikatan Bangsa-Bangsa atau COP27 di Sharm El-Sheikh, Mesir, Selasa (8/11).

"Ini kalau 1 giga watt bisa menghasilkan emisi 6 juta ton, lalu dikalilkan 13 PLTU, dan dikalikan 25 tahun, artinya sudah 1,8 miliar ton emisi karbon yang kita hindari,"ujarnya.

Namun demikian, Darmawan mengatakan bahwa langkah tersebut belum cukup untuk menekan emisi karbon yang dihasilkan. PLN juga telah mengganti 1,1 GW PLTU batu bara menjadi menggunakan energi terbarukan. Pembangkit listrik EBT tersebut beroperasi selama 24 jam sehingga bisa menyimpan cadangan energi.

Selain itu, PLN juga mengganti 880 MW pembangkit PLTU dengan gas. Hal ini bisa mengurangi 50% emisi gas rumah kaca.

"Apakah sudah cukup? Belum. Kita rancang penambahan kapasitas dari 2021-2030 sebanyak 51,6% akan berbasis pada EBT,"ujarnya.

Selain itu, Darmawan mengatakan bahwa PLN telah menyiapkan peta jalan untuk mencapai target nol emisi karbon pada 2060. Selain masalah pembangkit listrik, PLN juga fokus melakukan inovasi dalam transisi energi. Salah satunya dengan menggunakan teknologi masa depan seperti sumber energi dari amonia dan hidrogen.

Menurut laporan PLN, sampai 2021 Indonesia memiliki 126 unit PLTU yang tersebar di Unit Induk Wilayah (UIW), Unit Induk Pembangkitan (UIK), Unit Induk Pembangkitan dan Penyaluran (UIKL), serta Unit Induk Pembangunan (UIP) PLN di berbagai provinsi Indonesia.

Halaman:
Reporter: Rezza Aji Pratama
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...