Prediksi Suram Harga Komoditas Tahun Depan, Berpotensi Bangkit di 2025

Mela Syaharani
8 November 2023, 16:58
harga komoditas, migas, batu bara, minerba, mineral, nikel, batu bara, minyak,
Katadata / Wahyu Dwi Jayanto
Ilustrasi pertambangan minerba.

Bank dunia menulis, permintaan utama tembaga di masa mendatang akan berasal dari kendaraan listrik, energi terbarukan, dan jaringan listrik terkait infrastruktur, yang membutuhkan investasi tambahan dalam tambang tembaga dan kapasitas pemurnian atau smelter.

Nikel

Harga nikel mengalami penurunan 9% pada kuartal III 2023 sebab melambatnya permintaan untuk kebutuhan produksi baterai kendaraan listrik di Cina dan pertumbuhan pasokan nikel yang cepat, terutama dari Indonesia yang menyumbang lebih dari 50% dari pasokan global.

Pada 2024, harga nikel diperkirakan akan turun 10%. Penurunan ini disebabkan oleh peningkatan produksi nikel di Indonesia dan Filipina yang mana dua produsen terbesar di dunia terus tumbuh.

Sedangkan untuk 2025, harga juga ditaksir akan meningkat akibat melonjaknya permintaan nikel untuk baterai kendaraan listrik yang akan menjadi pendorong utama pendorong permintaan di masa depan.

Bijih Nikel
Bijih Nikel (PT Antam TBK)

Timah

Harga Timah diperkirakan akan menurun 4% pada 2024. Bank Dunia menulis permintaan timah komponen utama dari manufaktur elektronik, diperkirakan akan tetap lemah. “Ini mencerminkan aktivitas ekonomi yang lemah di negara-negara besar ekonomi utama pada tahun 2024,” tulis laporan Bank Dunia.

Walau turun, bank dunia mencatat harga timah akan naik 8% pada 2025. Hal ini akibat adanya permintaan dari transisi energi sebagai logam input utama untuk panel surya, kendaraan listrik, dan elektronik.

Seng

Bank Dunia menyebut, tahun 2023 dan 2024 akan menjadi tahun dimana harga seng akan mengalami penurunan. Harga seng pada 2024 melemah karena lesunya permintaan dan meningkatnya pasokan.

“Pasokan seng akan meningkat dalam jangka menengah terutama dari proyek-proyek besar di Republik Demokratik Kongo, Rusia, dan Afrika Selatan,” kata Bank Dunia.

Meski turun pada 2024, harga seng diprediksi bangkit di 2025 seiring dengan pulihnya permintaan global diperkirakan akan sedikit mengangkat harga meski pasokan diperkirakan akan berlimpah.

Seng akan mendapatkan keuntungan dari transisi energi, mengingat penggunaannya dalam baja galvanis untuk kendaraan listrik, dan seng sebagai pelapis untuk melindungi panel surya dan turbin angin.

Bijih Besi

Pada tahun 2024 dan 2025, harga bijih besi diproyeksikan menurun. Hal ini karena adanya pengurangan produksi di Cina serta melemahnya aktivitas ekonomi global. Keadaan ini diperkirakan akan membebani permintaan besi permintaan bijih besi.

“Akibatnya, harga bijih besi diperkirakan turun 11% pada 2023 dan turun kembali pada 2024 dan 2025,” kata Bank Dunia. Meski begitu, dalam jangka panjang masih terdapat prospek bagi bijih besi. Terutama dari pertumbuhan pasokan yang stabil dari tambang-tambang baru di Afrika, Australia, dan Brasil.

Emas

Pada kuartal III 2023 ini, harga emas turun 3% karena menguatnya dolar AS serta ekspektasi kenaikan suku bunga yang lebih tinggi. Namun, harga emas tetap akan menguat seiring dengan bertambahnya permintaan dari beberapa sektor, mulai dari investasi hingga konsumsi perhiasan.

Harga emas diperkirakan akan berada di angka rata-rata US$ 1.900 per troy ons pada 2024 atau 6% lebih tinggi dari 2023, sebelum turun pada 2025 karena kekhawatiran inflasi dan resesi yang memudar.

“Konflik di Timur Tengah akan menyebabkan ketidakpastian global yang meningkat, dengan implikasi yang besar terhadap harga emas jika konflik meningkat,” tulis Bank Dunia.

PENJUALAN EMAS BATANGAN MENINGKAT
PENJUALAN EMAS BATANGAN MENINGKAT (ANTARA FOTO/Ari Bowo Sucipto/hp.)

Meskipun dampak awalnya sejauh ini masih terbilang biasa, namun eskalasi konflik akan memperburuk keadaan ini, terlebih apabila menyebabkan berkurangnya selera risiko serta menurunkan kepercayaan konsumen dan investor.

Memang, harga emas telah melonjak pada masa-masa sebelumnya akibat pecahnya konflik geopolitik. Namun pada konflik Timur Tengah dapat meningkatkan harga emas dari level yang sudah tinggi karena investor beralih ke aset-aset safe haven.

Perak

Harga perak diperkirakan akan meningkat sebesar 8% pada tahun 2023, dan tetap menguat pada 2024. Namun Bank Dunia menaksir bahwa harga perak turun pada 2025. “Hal ini karena inflasi dan resesi memudar serta pemulihan ekonomi terjadi, meskipun dengan penurunan permintaan safe-haven,” kata Bank Dunia.

Halaman:
Reporter: Mela Syaharani
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...