Harga BBM Bakal Naik, Kemendag Siapkan 3 Jurus Agar Pangan Tidak Mahal
Kemendag memberikan dua jenis insentif kepada eksportir minyak sawit mentah atau CPO dalam mendistribusikan minyak goreng, yakni insentif kemasan dan insentif jarak. Pada insentif kemasan, eksportir CPO akan mendapatkan insentif 1:1,3 jika mengemas minyak goreng dengan kemasan pillow bag, dan 1:1,5 untuk kemasan standing pouch, botol plastik, dan jerigen.
Simulasinya, jika eksportir A mendistribusikan minyak goreng sebanyak 1.000 ton dengan kemasan botol plastik ke Maluku Utara, pencatatan minyak goreng yang telah didistribusikan eksportir A adalah 2.000 ton.
"Insentif distribusi dinaikkan karena kenaikan biaya logistik dan harga BBM. Keduanya sudah dihitung. Kenaikan insentif ini berlaku sejak sekitar 2 minggu lalu," kata Isy.
Maka dari itu, Isy optimistis target harga minyak goreng curah senilai Rp 14.000 per liter atau Rp 15.500 per Kg dapat tercapai akhir Agustus 2022. Kemendag telah mengirimkan Minyak Kita sebanyak 1.200 ton atau 1,32 juta liter ke Papua dan Nusa Tenggara Timur dengan fasilitas Tol Laut pada 12 Agustus 2022.
Rata-rata perjalanan barang dengan Tol Laut mencapai 22 hari dari bagian barat Indonesia ke bagian timur Indonesia. Artinya, Minyak Kita tersebut akan tiba di Ambon, Ternate, Sorong, Manokwari, dan Jayapura pada akhir Agustus 2022 atau awal September 2022.
Logistik laut Minyak Kita dilakukan oleh PT Pelayaran Indonesia atau Pelni, sementara itu logistik darat akan dijalankan oleh PT Rajawali Nusantara Indonesia atau ID Food. Isy mengatakan Kemendag sedang mengatur rencana distribusi darat dengan pemangku kepentingan.
PT Pertamina (Persero) kembali menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) nonsubsidi mulai 3 Agustus 2022. Harga BBM non subsidi yang naik tersebut, yaitu Pertamax Turbo (RON 98), Dexlite, dan Pertamina Dex.
