Konflik AS dan Iran Kerek Harga Minyak di Tengah Pandemi Corona

Desy Setyowati
24 April 2020, 07:17
Konflik AS-Iran Bantu Harga Minyak Naik Tipis di Tengah Pandemi Corona
ANTARA FOTO/REUTERS/Stephanie McGehee
Ilustrasi, pedagang saham Kuwait terlihat di aula perdagangan pasar saham Kuwait Boursa di kota Kuwait, Kuwait, Senin (16/9/2019).

Permintaan minyak kurang dari 29 juta barel per hari atau terendah sejak 1995. Sedangkan pasokan masih tinggi, di tengah fasilitas penyimpanan yang sudah mencapai batas kapasitas.

(Baca: Kejatuhan Harga Minyak Berisiko Hantam Ekonomi Negara Raja-raja Minyak)

Optimisme hanya datang dari rencana negara-negara pengekspor minyak dan Rusia (OPEC+) memangkas produksi 9,7 juta barel per hari, atau yang terbesar yang pernah dilakukan. Walaupun, perlaku pasar khawatir langkah ini tak cukup mengimbangi anjloknya permintaan akibat pandemi  virus corona.

Analis JBC Energy mengatakan, kenaikan harga minyak saat ini justru menunjukkan bahwa pasar mengantisipasi penurunan lebih lanjut. Apalagi, persediaan di pusat penyimpanan utama AS di Cushing, Oklahoma, meningkat setiap minggu sejak awal Maret dan mendekati kapasitas maksimum 76 juta barel.

Kelebihan pasokan dan fasilitas penyimpanan yang tak lagi tersedia itu sempat membuat harga minyak AS minus atau di bawah US$ 0 per barel. "Sampai kami melihat semacam resolusi dengan gagasan berapa banyak permintaan anjlok akibat Covid-19, aksi unjuk rasa akan berlangsung singkat," kata Manajer riset pasar di Tradition Energy Gene McGillian dikutip dari Bloomberg.

(Baca: Global Kebanjiran Pasokan, Harga Minyak Brent Anjlok ke US$ 18/ Barel)

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...