Tiongkok Bantu Atasi Krisis Evergrande, Rupiah Diprediksi Menguat

Abdul Azis Said
24 September 2021, 09:50
rupiah, dolar, nilai tukar, evergrande
ANTARA FOTO/PUSPA PERWITASARI
Seorang wanita melintas di depan gerai penukaran mata uang asing (valas).

Perusahaan mulai dibayangi risiko gagal bayar jika kedua kupon obligasi tersebut gagal dilunasi dalam 30 hari dari tanggal pembayaran. Hal ini memicu kekhawatiran krisis raksasa properti itu dapat merembet ke sektor yang lebih luas, termasuk ke pasar keuangan.

Namun pergerakan rupiah hari ini juga berpotensi terimbas langkah partai oposisi AS yang menahan lolosnya RUU penangguhan batas utang. Hal tersebut berpotensi mengganggu perekonomian Negeri Abang Sam. "Ini berpotensi melemahkan dolar AS," kata Ariston.

Pemerintahan Joe Biden mengusulkan penangguhan batas utang yang membengkak dan sudah mendapatkan restu dari partai Demokrat dalam pembahasan awal di parlemen. Meski demikian, oposisi kemungkinan bakal menolak RUU tersebut. Jika usulan ini gagal disepakati hingga 30 September, pemerintah federal terancam gagal bayar utang dan mengalami shutdown atau penghentian sementara operasi.

Sementara, analis pasar uang Bank Mandiri Rully Arya Wisnubroto memperkirakan rupiah akan bergerak stabil di kisaran Rp 14.225 dan Rp 14.285 per dolar AS. Ia tidak melihat adanya sentimen yang  signifikan mempengaruhi pergerakan rupiah di akhir pekan ini.

"Saya melihat kondisi pasar global masih cukup bullish, dengan sinyal The Fed yang masih dovish," kata Rully kepada Katadata.co.id

Bank sentral AS, The Federal Reserve (The Fed) dalam pengumumannya Rabu kemarin kembali menahan tingkat suku bunga di level rendah 0%-0,25%. Selain itu, The Fed juga tidak memberi sinyal yang kuat terkait jadwal tapering off atau pengetatan stimulus moneter.

Halaman:
Reporter: Abdul Azis Said
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...