Top News: Pidana Baru Sengketa Hotel Sultan, Jokowi Kritik Negara Maju

Aryo Widhy Wicaksono
11 September 2023, 05:40
Mobil melintas di depan Hotel Sultan di Kawasan Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Jumat (3/3/2023).
ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A
Mobil melintas di depan Hotel Sultan di Kawasan Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Jumat (3/3/2023).

“Komitmen pendanaan negara maju masih sebatas retorika dan di atas kertas, baik pendanaan iklim US$ 100 miliar per tahun maupun fasilitas pendanaan loss dan damage,” kata Jokowi.

Berdasarkan keterangan Biro Pers Sekretariat Presiden, di hadapan para pemimpin G20, Jokowi menekankan percepatan transisi ekonomi rendah karbon menjadi salah satu upaya untuk mengatasi peningkatan suhu bumi yang diprediksi terus meningkat dalam lima tahun ke depan.

“Bumi kita tengah sakit, pada bulan Juli lalu, suhu dunia capai titik tertinggi dan diprediksi akan terus naik dalam lima tahun ke depan, ini akan sulit ditahan, kecuali dunia mengadangnya secara masif dan radikal,” ujarnya.

Simak kritik lengkap Presiden Jokowi kepada negara maju soal pendanaan transisi energi.

4. KTT G20, Ajang Penegasan India Ubah Nama Menjadi 'Bharat'

Perdana Menteri India Narendra Modi membuka perhelatan KTT G20 pada Sabtu (9/9). Ia duduk di belakang label negara 'Bharat', bukan 'India'.

Sedangkan dalam logo KTT G20 India, kedua nama tersebut ditulis secara berbarengan. Bedanya, nama 'Bharat' ditulis dalam bahasa Hindi sementara 'India' ditulis dalam bahasa Inggris.

Dalam pidato pembukaannya pun, Modi mengucapkan nama Bharat. "Bharat menyambut para delegasi sebagai Presiden G20," kata dia Sabtu (9/9).

Jejak-jejak perubahan nama India menjadi Bharat juga terlihat dalam undangan makan malam resmi KTT G20 yang dikirim atas nama Presiden Bharat, bukan Presiden India.

Adapun pergantian nama India menjadi Bharat akan dilakukan dalam sidang khusus Parlemen India yang dijadwalkan pada 18-22 September mendatang. Pendukung utama pergantian nama ini adalah Partai Bharatiya Janata yang dipimpin oleh Modi.

Ketahui lebih banyak mengenai India yang mengubah nama menjadi Bharat.

5. Cetak Rekor Curah Hujan Tertinggi Sejak 1884, Hong Kong Lumpuh

Hong Kong mengalami curah hujan terburuk dalam 140 tahun terakhir sejak Kamis (7/9). Akibatnya, banjir bandang mengubah jalanan Hong Kong dan melumpuhkan seluruh aktivitas di kota tersebut.

Mengutip dari South China Morning Post, Biro cuaca Hong Kong mengeluarkan peringatan black rainstrom untuk pertama kalinya sejak Oktober 2021. Peringatan diumumkan secara intens selama lebih dari 12 jam pada siang hari dan tercatat sebagai peringatan terlama sejak 1999 yang saat itu berlangsung selama lima jam 47 menit.

Sementara itu, Observatorium Hong Kong mencatat curah hujan mencapai lebih dari 158 milimeter antara pukul 23.00, Kamis malam, waktu setempat. Angka itu tercatat sebagai curah hujan per jam tertinggi di Hong Kong sejak 1884.

Sebanyak 132 orang, berusia 8-94 tahun, dirawat di rumah sakit dan seluruh aktivitas dihentikan, termasuk perdagangan di bursa saham. Pemerintah Hong Kong memberikan imbauan atau desakan kepada para pengusaha untuk mengatur kebijakan bekerja di bawah badai topan.

Ketahui bagaimana rekor curah hujan tertinggi sejak 1884 membuat Hong Kong lumpuh.

 

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...