Cara Grab dan Gojek Sesuaikan Tarif Layanan Saat Jam Sibuk
Harga layanan berbagi tumpangan (ride-hailing) Grab dan Gojek kerap melonjak pada waktu-waktu tertentu. Kedua decacorn ini mengandalkan algoritme saat permintaan meningkat.
Juru bicara Grab mengatakan, perusahaan memiliki algoritme yang dapat mendeteksi situasi ketersediaan pengemudi dan permintaan dari konsumen. "Dalam situasi tertentu seperti jam sibuk atau hujan, Grab memadukan algoritme dengan fitur mesin pembelajar (machine learning tools)," katanya kepada Katadata.co.id, Rabu (6/4).
Alat itu digunakan Grab untuk mendapatkan akurasi dari ketersediaan pengemudi dan permintaan di lapangan. Kemudian, platform akan menentukan tarif sesuai kondisi.
Grab juga memberlakukan multi round radius yang memungkinkan perluasan radius pencarian untuk meningkatkan pemesanan. Selain itu, Grab mengandalkan order batching atau pengelompokan pesanan untuk memaksimalkan efisiensi pengantaran.
Meski begitu, Grab menentukan tarif sesuai dengan regulasi dari pemerintah. Salah satunya, mengacu kepada Keputusan Menteri Perhubungan RI Nomor KP 348 Tahun 2019 tentang tarif ojek online.
Katadata.co.id juga meminta tanggapan Gojek terkait cara perusahaan dalam menentukan harga pada waktu tertentu. Namun, belum ada tanggapan hingga berita ini dirilis.
Berdasarkan laman resmi Gojek, perusahaan menerapkan harga dinamis pada layanan GoRide, GoCar, dan Gocar L didasarkan pada penawaran dan permintaan di wilayah pengguna.
“Hal ini bertujuan memastikan waktu tunggu yang lebih baik untuk Anda dan mitra pengemudi. Selain itu, memastikan permintaan yang seimbang untuk mendukung kesejahteraan mitra pengemudi,” kata Gojek melalui laman resmi.
Meski begitu, “kami memastikan harga kami mengikuti harga dasar dan tertinggi yang diatur oleh pemerintah,” ujar perusahaan.
Sebelumnya, CEO Gojek Kevin Aluwi sempat mengatakan bahwa perusahaannya memakai teknologi machine learning pada layanan ride-hailing atau taksi dan ojek online.
Menurutnya, machine learning membantu Gojek mempelajari banyak hal, mulai dari pola perilaku pelanggan dan mitra hingga kondisi lalu lintas.
“Ini menjadi insight baru bagi kami guna menemukan berbagai pendekatan baru, bahkan rute baru, untuk meningkatkan pengalaman pelanggan,” kata Kevin dalam siaran pers, pada 2019.
Gojek juga menjaga keseimbangan antara jumlah mitra pengemudi dengan tingkat permintaan di suatu wilayah. Kevin mengklaim, penggunaan machine learning menguntungkan seluruh pihak, baik penumpang maupun mitra pengemudi.
Katadata.co.id mencoba untuk memesan GoCar di sekitar Kecamatan Pancoran Mas, Depok dengan tujuan Monumen Nasional (Monas), Jakarta Pusat. Pada hari kerja, harganya Rp 190 ribu. Harga melonjak menjadi sekitar Rp 500 ribu saat akhir pekan.
Berdasarkan pemantauan di media sosial, keluhan serupa juga terjadi pada layanan GrabCar. Pengguna Twitter @Hie** Haru menyampaikan, tarif GrabCar biasanya Rp 15 ribu, lalu naik menjadi Rp 21 ribu pada April 2021.
Cuitan itu dibalas oleh Grab. “Hal ini bisa terjadi karena beberapa faktor, seperti tingkat permintaan dan penawaran di suatu area, waktu pemesanan (jam sibuk atau di luar jam sibuk),” kata perusahaan melalui Twitter.
Pada 2019, pengguna Twitter lainnya @yenny**e mengeluhkan tarif GrabBike yang naik dua kali lipat saat hujan. “Biasanya Rp 23 ribu, sekarang hampir dua kali lipatnya dan nyaris menyamai tarif GrabCar,” kata dia.