Benarkah Huawei Siap Hidup Mandiri dan Mampu Saingi Google?

Desy Setyowati
8 September 2020, 13:15
Tantang Google, Huawei Luncurkan Ponsel dengan Harmony OS Tahun Depan
Budastock/123rf
Ilustrasi, bendera AS dan Tiongkok
Porsi pengiriman ponsel Huawei (sell-in)20192020
Q1Q2Q3Q4Q1Q2
Di Tiongkok51%64%62%59%61%72%
Global49%36%38%41%39%28%
Pertumbuhan tahunan pengiriman ponsel Huawei20192020
Q1Q2Q3Q4Q1Q2
Di Tiongkok41%31%66%11%1%8%
Global61%-17%-6%-26%-35%-27%
Pertumbuhan tahunan pengiriman ponsel Samsung20192020
Q1Q2Q3Q4Q1Q2
Global-10%6%11%1%-17%-30%

Sumber: Canalys

Namun, Analys Canalys Mo Jia mengatakan bahwa Huawei menunjukkan kekuatan mereknya di domestik. “Tetapi akan sulit bagi Huawei untuk mempertahankan keunggulannya dalam jangka panjang,” katanya, dikutip dari laporan resmi Canalys.

Sebab, mitra distribusi utama Huawei di wilayah utama seperti Eropa, semakin waspada terhadap perangkatnya. “Kekuatan di Tiongkok saja tidak akan cukup untuk menopang Huawei di puncak, begitu ekonomi global mulai pulih,” ujar dia.

Hanya berdasarkan riset Gartner, Samsung masih memimpin pasar ponsel secara global pada kuartal II. Datanya dapat dilihat pada Tabel di bawah ini:

VendorQ2 2020Q2 2019Pertumbuhan yoy
Unit yang dikirimPangsa pasarUnit yang dikirimPangsa pasar
Samsung54,76 juta18,6%75,11 juta20,3%-27,1%
Huawei54,13 juta18,4%58,06 juta15,7%-6,8%
Apple38,39 juta13%38,52 juta10,4%-0,4%
Xiaomi26,09 juta8,9%33,25 juta9%-21,5%
OPPO23,61 juta8%28,07 juta7,6%-15,9%
Lainnya97,69 juta33,2%137,28 juta37,1%-28,8%
Total294,67 juta100%370,29 juta100%-20,4%

Sumber: Gartner

Juru bicara Huawei menilai bahwa besarnya penjualan perangkat menunjukkan kekuatan perusahaan. “Bisnis kami menunjukkan ketahanan luar biasa di masa-masa sulit ini," kata dia dikutip dari Reuters.

Namun, AS mengganjal langkah Huawei untuk mengembangkan bisnis ponsel dengan membatasi akses perusahaan untuk mendapatkan semikonduktor. Huawei pun akan menyetop produksi cip andalannya, Kirin pada bulan ini.

"Mulai 15 September dan seterusnya, prosesor Kirin andalan kami, tidak dapat diproduksi," kata CEO Consumer Business Huawei Richard Yu kepada majalah keuangan asal Tiongkok, Caixin, bulan lalu. “Cip bertenaga AI kami juga tidak dapat diproses. Ini kerugian besar bagi kami.”

Huawei di Antara Perang Dagang AS dan Tiongkok

Tekanan terhadap Huawei terjadi di tengah perang dagang antara AS dan Tiongkok. Keduanya membahas terkait perdagangan sejak 2018. Lalu, Huawei masuk daftar hitam terkait perdagangan AS pada awal 2019.

Tiongkok dan AS baru menyetujui ketentuan-ketentuan dalam kesepakatan tahap I pada akhir tahun lalu, setelah perang dagang selama 18 bulan. Seiring dengan persetujuan ini, AS memperlonggar sanksi kepada Huawei.

AS memperbolehkan perusahaan untuk bekerja sama dengan Huawei, sepanjang mengajukan lisensi. Izin ini pun dapat diperbarui untuk periode tertentu.

Namun, AS dan Tiongkok terus membahas kesepakatan perdagangan fase II. Hingga saat ini, kedua negara belum menyelesaikan diskusi itu karena adanya pandemi corona.

Google pun tidak memperpanjang lisensi kerja samanya dengan Huawei sejak 13 Agustus lalu. Belum ada keterangan resmi terkait hal itu.

Di satu sisi, Presiden AS Donald Trump terus menekan Huawei. AS menambahkan 38 afiliasi Huawei di 21 negara ke daftar hitam ekonomi, sehingga totalnya mencapai 152 perusahaan.

Akibat kebijakan itu, Huawei akan berhenti memproduksi cip andalannya, Kirin pada bulan ini.

Trump juga mengancam negara-negara di Eropa untuk tidak menggunakan solusi teknologi jaringan internet generasi kelima (5G) dari Huawei. Dikutip dari Reuters, Kanada menjadi satu-satunya anggota Five Eyes yang belum memblokir teknologi Huawei.

Five Eyes adalah aliansi inteligensi yang terdiri dari Australia, Kanada, Selandia Baru, Inggris dan AS. Trump mengancam tidak akan berbagi informasi inteligensi dengan negara yang menggunakan layanan Huawei.

Trump boikot tiongkok
Trump boikot tiongkok (Katadata)

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...