Ramai Produsen Kendaraan Listrik Tinggalkan Nikel, Apa Alternatifnya?

Tia Dwitiani Komalasari
15 Januari 2024, 11:47
Aly Song Stasiun pengisian daya Tesla digambarkan di tempat parkir di Shanghai, Cina, Sabtu (13/3/2021). Gambar diambil pada (13/3/2021).
ANTARA FOTO/REUTERS/Aly Song/RWA/sa.
Aly Song Stasiun pengisian daya Tesla digambarkan di tempat parkir di Shanghai, Cina, Sabtu (13/3/2021). Gambar diambil pada (13/3/2021).

Sebelumnya, hampir semua kendaraan listrik yang dijual di AS menggunakan baterai lithium ion dengan katoda yang terdiri dari beberapa variasi bahan kimia nikel-kobalt. Baterai ini menawarkan kombinasi terbaik dalam hal jangkauan, daya, dan ukuran, namun harganya mahal.

Bahan kimia nikel-kobalt juga agak rentan terhadap pelepasan panas jika rusak secara fisik atau memiliki cacat produksi. Pelarian termal disebabkan oleh adanya oksigen dalam campuran nikel-kobalt yang dilepaskan ketika sel mengalami korsleting internal dan memanas.

Sementara LFP tidak mengandung oksigen sehingga meskipun dapat mengeluarkan sejumlah gas saat terjadi korsleting, baterai tersebut tidak akan terbakar seperti baterai nikel. Hal ini membuatnya jauh lebih aman dan tahan lama meskipun dengan mengorbankan kepadatan energi yang lebih rendah.

Biasanya baterai LFP yang dibuat dengan arsitektur serupa dengan baterai nikel, memiliki kepadatan energi sekitar 30-40% lebih rendah. Namun, baterai dapat bertahan selama ribuan siklus pengisian daya dan tahan terhadap penyalahgunaan pengisian daya yang lebih cepat. 

Permintaan Baterai LFP Terus Menanjak

Dikutip dari visualcapitalist.com, pasar baterai LFP global mencapai US$ 12,5 miliar pada 2022. Jumlah itu sekitar 30 persen dari pangsa pasar baterai listrik 2022, naik dari 2020 yang hanya mencapai 6%.

Angka ini terus bertambah pada 2023 mencapai US$ 15 miliar. Pangsa pasar baterai LFP diperkirakan terus melonjak pada 2030 yang mencapai US$ 52,7 miliar. Hal tersebut menunjukkan semakin besarnya daya tarik baterai lithium-ion jenis ini di sektor kendaraan listrik.

Kawasan Asia Pasifik mendominasi pasar baterai LFP pada 2021, menguasai lebih dari 34% pangsa global. Sementara Amerika Utara dan Eropa berada di posisi kedua dan ketiga, masing-masing sebesar 29 persen dan 23 persen.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...