Waspada, Gelombang Misinformasi tentang Iklim Menyebar di YouTube

Hari Widowati
17 Januari 2024, 13:37
Analisis Center for Countering Digital Hate (CCDH) terhadap ribuan video di YouTube mengidentifikasi konten yang mempromosikan penyangkalan iklim meningkat.
pexels
Analisis Center for Countering Digital Hate (CCDH) terhadap ribuan video di YouTube mengidentifikasi konten yang mempromosikan penyangkalan iklim meningkat.

Pergeseran Taktik

Pergeseran taktik untuk melemahkan aksi iklim juga dapat membantu para kreator menyiasati kebijakan YouTube yang melarang mereka menghasilkan uang dari konten penyangkalan iklim. Pada 2021, YouTube melarang iklan terhadap konten yang bertentangan dengan konsensus ilmiah yang sudah mapan tentang keberadaan dan penyebab perubahan iklim.

Namun, menurut perhitungan CCDH, YouTube berpotensi menghasilkan hingga US$13,4 juta per tahun dari iklan di video yang ditemukan mengandung penyangkalan iklim. Hal ini termasuk iklan dari perusahaan pakaian olahraga terkemuka, hotel, dan organisasi nirlaba internasional.

"Tidak banyak perusahaan yang akan senang melihat iklan mereka muncul di samping konten penyangkalan iklim yang jelas. Saya membayangkan mereka akan sangat marah ketika mengetahui bahwa mereka secara tidak sengaja mendanai konten penyangkalan iklim," kata Ahmed.

Dalam sebuah pernyataan kepada CNN, juru bicara YouTube mengatakan bahwa perdebatan atau diskusi tentang topik perubahan iklim, termasuk seputar kebijakan publik atau penelitian, diperbolehkan.

"Ketika konten melewati batas penyangkalan terhadap perubahan iklim, kami berhenti menampilkan iklan di video tersebut. Kami juga menampilkan panel informasi di bawah video yang relevan untuk memberikan informasi tambahan tentang perubahan iklim dan konteks dari pihak ketiga," ujar juru bicara YouTube.

YouTube mengatakan bahwa tim penegakannya bekerja dengan cepat untuk meninjau video yang berpotensi melanggar kebijakan, kemudian menindaklanjutinya.

Perusahaan mengatakan bahwa setelah meninjau laporan CCDH, mereka menemukan beberapa video yang disertakan memang melanggar kebijakan perubahan iklim yang ada dan sejak saat itu menghapus iklan dari video tersebut. Namun, mereka juga mengatakan bahwa sebagian besar video dalam analisis tersebut tidak melanggar kebijakan mereka.

Michael Mann, seorang ilmuwan iklim terkemuka di University of Pennsylvania yang telah mempelajari pergeseran narasi dalam penyangkalan iklim, mengatakan bahwa temuan ini meresahkan.

"Sangat tidak mungkin hal ini adalah hasil dari aktivitas media sosial organik," kata Mann, yang tidak terlibat dalam penelitian ini, kepada CNN.

Ia menyebut bahwa pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab telah melakukan upaya bersama untuk mempersenjatai media sosial dengan cara yang secara khusus ditargetkan kepada kaum muda. Pasalnya, generasi muda adalah ancaman terbesar bagi status quo industri bahan bakar fosil, yang dibuktikan dengan dampak yang luar biasa dari gerakan iklim kaum muda.

Ahmed meminta Google untuk meningkatkan kebijakannya dalam menangani konten "penyangkalan baru". "Kami meminta Google untuk memperluas larangan monetisasi dan amplifikasi konten penyangkalan lama agar mencakup penyangkalan baru," kata Ahmed.

Ia menambahkan, perusahaan media sosial lainnya juga harus memperhatikan temuan laporan tersebut. CCDH meminta platform media sosial lainnya yang mengaku ramah lingkungan untuk tidak mengambil keuntungan dari, atau berbagi pendapatan dengan konten penyangkalan iklim yang jelas-jelas bertentangan dengan konsensus ilmiah.

"Anda tidak bisa mengklaim diri Anda sebagai platform ramah lingkungan namun kemudian menjadi megafon terbesar di dunia untuk disinformasi terkait perubahan iklim," ujarnya.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...