PLTS Selamatkan Eropa dari Krisis Energi Saat Gelombang Panas Melanda

Happy Fajrian
7 Agustus 2023, 17:54
plts, eropa, uni eropa, gelombang panas
ANTARA FOTO/Arnas Padda/hp.
Ilustrasi pembangkit listrik tenaga surya (PLTS).

Tetapi output matahari yang lebih tinggi membantu memenuhi permintaan di kedua negara. “Selama permintaan daya puncak Yunani tahun ini, juga pada 24 Juli, PLTS berkontribusi terhadap 3,5 GW dari total permintaan 10,35 GW,” kata operator jaringan IPTO.

Bahkan di negara-negara barat yang lebih sejuk dan tidak terlalu cerah seperti Belgia, energi matahari telah mencakup lebih dari 100% energi ekstra yang dibutuhkan selama lonjakan permintaan listrik di tengah hari.

Permintaan Listrik Rendah Imbas Krisis Energi 2022

Meskipun pertumbuhannya cepat, tenaga surya masih merupakan bagian yang relatif kecil dari bauran tenaga listrik di sebagian besar negara Eropa, yang memenuhi sebagian besar permintaan listrik sepanjang tahun dari energi angin, gas, batu bara, dan tenaga nuklir.

Namun analis mengatakan ada faktor kedua yang membantu menjaga stabilitas sistem energi Eropa tetap berjalan pada saat gelombang panas melanda, yakni permintaan listrik yang relatif rendah secara keseluruhan.

Hal tersebut terjadi sejak krisis energi Eropa tahun lalu, ketika Rusia menghentikan pengiriman gas ke Eropa. Harga energi di Eropa masih tinggi dibandingkan dengan tingkat sebelumnya. Konsumen rumah tangga serta industri telah merespons dengan melakukan efisiensi.

Panas ekstrem telah menyebabkan permintaan menembus tren ini beberapa kali. Namun secara keseluruhan, permintaan berada di bawah normal. Menurut data Refinitiv, rata-rata penggunaan daya Italia per jam pada Juli 4,4% lebih rendah daripada Juli 2022, sedangkan Spanyol lebih rendah 3,6%.

“Satu-satunya alasan mengapa hal ini dapat terjadi adalah lingkungan permintaan daya rendah yang kami alami saat ini,” kata Gerl dari Refinitiv.

Para ilmuwan memperkirakan perubahan iklim akan membuat gelombang panas seperti yang dialami Eropa selatan musim panas ini menjadi lebih sering dan bahkan lebih parah di tahun-tahun mendatang. Hal ini tak pelak akan menambah beban infrastruktur energi Eropa.

“Sistem energi kita memang tidak dirancang untuk mengatasi situasi seperti itu,” kata peneliti senior di lembaga pemikir atau think tank, Bruegel, Simone Tagliapietra.

Contohnya pada gelombang panas dan kekeringan tahun lalu yang menurunkan pembangkitan listrik tenaga air, menghambat transportasi bahan bakar melalui sungai, dan memaksa beberapa pembangkit listrik tenaga nuklir untuk membatasi produksinya ketika pendinginan pembangkit dibatasi oleh suhu sungai yang tinggi.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...