Kementerian BUMN Tegaskan BSI Tetap Merger dengan UUS BTN

Syahrizal Sidik
10 Juni 2022, 11:01
Kementerian BUMN Tegaskan BSI Tetap Merger dengan UUS BTN
ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/tom.
Wamen BUMN II Kartika Wirjoatmodjo memberikan paparannya pada Mandiri Investment Forum 2022 di Jakarta.

Integrasi itu pun sesuai dengan arahan pemerintah. Sebelumnya, Wakil Presiden K.H Ma'ruf Amin menjelaskan penggabungan beberapa bank berbasis syariah merupakan upaya pemerintah dalam menyederhanakan sistem perbankan di Indonesia, mengingat minat masyarakat terhadap keuangan syariah terus meningkat, termasuk dalam pembiayaan perumahan.

“Saya setuju, kalaupun digabungkan [UUS Bank Tabungan Negara dan BSI] tidak mengurangi pelayanan, sehingga pelayanannya tidak terganggu, kinerjanya sama,” tegas Wapres Ma'ruf.

Sementara itu, Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan integrasi UUS BTN akan memperkuat posisi dan memperbesar kapasitas pasar BSI. "Itulah yang kita harapkan supaya posisi BSI ini semakin besar dan tentunya semakin kuat. Dalam arti kapitalisasi pasar dan tentu dorongannya untuk industri perbankan (syariah)," kata dia menekankan.

Melalui integrasi bank syariah milik negara, lanjut dia, diharapkan akan dapat mengoptimalkan industri halal nasional yang saat ini masih belum masuk peringkat lima besar dunia. Padahal, seperti diketahui, Indonesia adalah negara dengan penduduk mayoritas beragama Islam terbesar di dunia yaitu 229 juta orang atau sekitar 87,2% dari total populasi. Adapun potensi industri halal nasional mencapai Rp4.375 triliun

"Kalau kita lihat, kita merupakan negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia. Tetapi tingkat produktivitasnya belum masuk lima besar industri halal dunia. Karena itu kita dorong BSI ke sana," ujarnya.

Saat ini komposisi pemegang saham BSI adalah PT Bank Mandiri (Persero) Tbk., sebesar 50,95%, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk., sebanyak 24,91%, dan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk., sejumlah 17,29%. Sisanya adalah DPLK BRI sekitar 1,83%, BNI Life Insurance 0,01%, serta pemegang saham lain dengan kepemilikan kurang dari 5% termasuk publik yang baru sekitar 7,08%.

Sementara itu, laba bersih UUS BTN pada 2021 tercatat naik sekitar 37,33% secara tahunan dari Rp134,86 miliar pada 2020 menjadi Rp 185,20 miliar. Pada kuartal I/2022 pertumbuhan pun berlanjut.

Laba bersih UUS BTN pada periode tersebut naik 25,39% secara tahunan. Yaitu dari Rp60,14 miliar pada kuartal I/2021 menjadi Rp75,41 miliar pada periode yang sama tahun ini. Dengan integrasi diharapkan dapat menjaga dan memperkuat pertumbuhan tersebut.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...