Daftar Bank dan Asuransi Dunia yang Masih Mendanai Sektor Batu Bara

Muhamad Fajar Riyandanu
22 Juli 2022, 19:48
pembiayaan batu bara, bank, asuransi
ANTARA FOTO/Nova Wahyudi/aww.
Sebuah kapal tongkang pengangkut batu bara melintas di Sungai Musi, Palembang, Sumatera Selatan, Sabtu (14/5/2022).

Selain bank, ada juga sejumlah lembaga penyedia jasa asuransi yang masih membuka kerja sama dengan para perusahaan batu bara. Salah satunya adalah asuransi IAG. Bank yang berbasis di Australia ini akan menghentikan entitas penjamin emisi terutama dalam bisnis ekstraksi bahan bakar fosil dan pembangkit listrik yang menggunakan bahan bakar fosil mulai 2023.

Kemudian ada lembaga asuransi asal Prancis, CNP Assurances. Mereka baru akan menghentikan layanan asuransi kepada perusahaan batu bara di UE pada tahun 2030 dan pada tahun 2040 di seluruh dunia.

Hal serupa juga dilakukan oleh lembaga asuransi asal Prancis, AXA. Mereka akan menutup layakan kepada perusahaan batu bara secara bertahap pada tahun 2030 di negara-negara UE dan menyusul ke seluruh dunia pada 2040.

Namun dari semua bank-bank tersebut, tidak ada yang mampu menyaingi besarnya dukungan finansial terhadap sektor batu bara yang diberikan oleh perbankan Cina. Menurut BloombergNEF, sepanjang tahun ini hingga April 2022, lembaga keuangan Negeri Panda telah menggelontorkan US$ 10 miliar untuk sektor batu bara.

Saat ini Cina memiliki sekitar 260 gigawatt PLTU batu bara yang direncanakan akan dibangun atau sedang dibangun. Itu lebih besar dibandingakan rencana pembangunan pembangkit batu bara di seluruh negara-negara G20.

Sejauh tahun ini, 10 penerbit obligasi teratas untuk proyek-proyek terkait batu bara secara global semuanya berbasis di Cina, yakni China Securities di urutan teratas, diikuti oleh China Citic Bank, Huatai Securities Co. dan China Construction Bank Corp.

Sementara di dalam negeri, p eneliti dan Manajer Program Trend Asia, Andri Prasetiyo mengatakan bank dalam negeri yang belum berani mengambil sikap tegas terhadap kebijakan mereka yang masih mendanai proyek pertambangan batu bara.

Meski demikian, menurut dia, sejumlah bank dalam negeri sudah memberikan beberapa sinyal seperti adanya wacana Environmental, Social, and Governance (ESG) yang digunakan untuk mengukur keberlanjutan dan dampak etis dari hasil investasi dalam bisnis atau perusahaan.

Mereka juga dirasa sudah mendapat dorongan untuk mengubah kebijakan mereka ke pendanaan hijau. "Bank lokal masih setengah hati dari pendanaan batu bara. BRI pernah menyatakan itu, tapi belum ada keterangan tertulis pasca komitmen verbal mereka di konferensi World Economic Forum Swiss lalu," ujar Andri.

Halaman:
Reporter: Muhamad Fajar Riyandanu
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...