Kekhawatiran Omicron Mereda, Rupiah Diramal Menguat Rp 14.420 per US$

Image title
Oleh Abdul Azis Said
7 Desember 2021, 09:57
nilai tukar rupiah, varian omicron
Pixabay/Gerd Altmann

Kendati demikian, Ariston juga mengatakan penguatan mungkin akan terbatas karena pasar masih dibayangi kekhawatiran varian baru ini menular lebih cepat. Selain itu juga kekhawatiran pasar terhadap penyebaran Omicron bisa menimbulkan gelombang baru yang menghambat pemulihan ekonomi dunia.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) akhir pekan lalu telah mengonfirmasi bahwa varian baur ini sudah terdeteksi di hampir 40 negara dunia hanya dalam waktu sekitar tiga minggu.

"Ada pandangan bahwa Omicron menunjukkan peningkatan penularan, yang perlu kita pahami adalah apakah itu lebih atau kurang menular dibandingkan dengan delta,” kata Kepala bagian Teknis Covid-19 WHO Van Kerkhove seperti dikutip dari CNBC Internasional.

Selain dipengaruhi kekhawatiran varian Omicron, Ariston juga mengatakan tekanan nilai tukar masih dipengaruhi sentimen percepatan tapering off bank sentral AS, The Federal Reserve (Fed).

Tapering berupa pengurangan pembelian aset sudah dimulai dari akhir bulan lalu dan ada usulan untuk dipercepat dengan menggandakan nilai pengurangan pembeliannya. Ini membuka ruang yang lebih lebar bagi Fed untuk bisa menaikkan bunga acuan tahun depan.

"Pasar menantikan data inflasi AS terbaru yang akan dirilis hari Jumat malam. Data yang lebih tinggi dari proyeksi bisa mengukuhkan wacana percepatan tapering dan mendorong penguatan dollar AS," kata Ariston.

Kemudain sentimen lainnya datang dari Cina. Ariston menungkap pasar juga menantikan rilis data neraca perdagangan Cina hari ini. Pasar memperkirakan ekspor Cina bisa surplus lagi untuk periode November, ini bisa menjadi sinyal bahwa permintaan global masih tinggi.

Halaman:
Reporter: Abdul Azis Said
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...