Sri Mulyani Ungkap Dampak Pengetatan Moneter Amerika ke Indonesia

Abdul Azis Said
24 Februari 2022, 08:28
Sri Mulyani, menteri keuangan, amerika, the fed, tapering off,
smindrawati/instagram
Sri Mulyani saat melantik pejabat di lingkungan Kementerian Keuangan, Jumat (31/12/2021).

Dari dalam negeri, sejumlah kondisi dianggap memberikan kekuatan bagi perekonomian Indonesia untuk menghadapi volatilitas imbas pengetatan moneter AS. Rinciannya yakni:

  1. Transaksi berjalan atau current account 2021 surplus US$ 3,3 miliar atau 0,3% dari Produk Domestik Bruto (PDB), ditopang kinerja ekspor yang tumbuh hampir 50%. Ini merupakan pembalikan setelah mencatat defisit US$ 4,4 miliar atau 0,4% dari PDB pada 2020.
  2. Ekspor Indonesia diklaim lebih baik karena bukan hanya berorientasi pada pengiriman komoditas tetapi juga produk seperti besi baja yang memiliki nilai tambah.
  3. Cadangan devisa dinilai baik

"Saat The Fed mengumumkan tapering off (pada November 2021), neraca perdagangan Indonesia surplus 19 bulan berturut-turut, cadangan devisa tinggi, dan transaksi berjalan bagus. Ini memberikan bekal lebih baik dari sisi kekuatan," kata Sri Mulyani.

Selain itu, Gubernur The Fed Jerome Powell dinilai sudah mengomunikasikan rencana tapering off lebih baik dibandingkan saat 2013. Langkah Powell ini mendorong pasar mengantisipasi dan melakukan penyesuaian.

"Ini yang menyebabkan degree of volaitlity atau kata orang Jawa 'kedumbrangannya' itu tidak sangat tinggi," kata Sri Mulyani.

Namun, Sri Mulyani juga berpesan bahwa volatilitas dari The Fed bisa menjadi pelajaran bagi ekonomi Indonesia. Perekonomian global tidak bisa dikontrol, sehingga yang bisa dilakukan hanyalah mengontrol ekonomi domestik.

Menurutnya, saat perekonomian Indonesia makin kompetitif lewat sejumlah perbaikan, maka dampak dari guncangan seperti pengetatan moneter The Fed tidak akan signifikan. Perekonomian domestik juga bisa mengabsorbsi volatilitas.

Halaman:
Reporter: Abdul Azis Said
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...