Dihantam Inflasi Tinggi, Ekonomi Inggris dan AS di Ambang Resesi
Mengutip CNBC Internasional, berdasarkan data pelacak Produk Domestik Bruto (PDB) The Fed Atlanta, GDPNow Fed Atlanta pada awal pekan lalu memperkirakan pertumbuhan ekonomi AS pada kuartal kedua hanya sebesar 0,9%.
Perkirakan tersebut lebih rendah dibandingkan perkiraan pekan sebelumnya yang masih optimis bisa tumbuh 1,3%. Ini melanjutkan penurunan yang suda terjadi pada tiga bulan pertama tahun ini dengan pertumbuhan hanya 1,5%.
Pembicaraan tentang resesi telah meningkat pada tahun ini di tengah melonjaknya inflasi yang telah meredam prospek laba perusahaan. Banyak investor di Wall Street masih mengharapkan kombinasi ketahanan dalam belanja konsumen dan pertumbuhan pekerjaan untuk menjaga AS keluar dari resesi.
“Saat ini, sepertinya pembicaraan tentang resesi adalah cerita 2023, bukan tahun ini," kata kepala ekonom di perusahaan konsultan RSM Joseph Brusuelas.
OECD memperkirakan perekonomian AS dan Inggris akan melambat pada tahun depan. Outlook pertumbuhan ekonomi AS tahun ini sebesar 2,5% dan menjadi 1,2% pada tahun depan. Perekonomian Inggris akan tumbuh 3,6% pada tahun ini dan akan stagnan pada tahun depan.
Inflasi Inggris akan terus meningkat dan mencapai puncaknya yakni di atas 10% pada akhir 2022. "Karena kekurangan tenaga kerja dan pasokan serta harga energi yang tinggi, sebelum secara bertahap menurun menjadi 4,7% pada tahun akhir tahun 2023," kata OECD dalam laporan terbarunya.