Jika Sri Mulyani Tinggalkan Kabinet Jokowi, Ini Dampaknya ke Ekonomi

Ferrika Lukmana Sari
20 Januari 2024, 05:42
Sri Mulyani
ANTARA FOTO/Yudhi Mahatma
Presiden berdiskusi dengan Menteri Keuangan Sri Mulyani saat acara penyerahan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) APBN 2017 di Istana Negara, Jakarta, 7 Desember 2016.
Button AI Summarize

Kabar mundurnya Sri Mulyani sebagai Menteri Keuangan terus bergulir dalam beberapa hari terakhir. Namun kabar tersebut akhirnya dibantah secara langsung oleh Sri Mulyani

Bendahara Negara ini memastikan dirinya masih bekerja di kabinet pemerintahan Presiden Joko Widodo. "Masa? Ini masih kerja," kata Sri Mulyani di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat (19/1).

Kabar mundur itu seakan mengingatkan kembali pada era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Tepat pada 5 Mei 2010, Sri Mulyani resmi mengundurkan diri sebagai Menkeu.

Dia kemudian mendapat tugas baru sebagai Managing Director Bank Dunia yang membawahi tiga wilayah, yaitu Amerika Latin dan Karibia, Asia-Pasifik, serta Afrika Utara. Dia mulai bekerja pada 1 Juni 2010.

Keputusannya mengundurkan diri ini terjadi di tengah panasnya skandal Bank Century. Sehingga menyerat nama Sri Mulyani sebagai Menkeu saat itu.

Walau begitu, pilihannya untuk pindah ke Bank Dunia dinilai cukup mengejutkan bagi kalangan dunia usaha dan mendapat sentimen negatif terhadap pasar.

Pada 5 Mei 2010, saham-saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) kompak melemah pada sesi pagi. Kemudian ditutup tertekan setelah ada laporan Sri Mulyani mundur sebagai Menkeu dan menerima jabatan baru di Bank Dunia.

Lalu, bagaimana dampaknya jika Sri Mulyani hengkang dari Kabinet Jokowi?

Analis Mata Uang Lukman Leong menilai, risiko pengunduran diri Sri Mulyani akan memberikan sentimen negatif terhadap investor dan indeks harga saham gabunga (IHSG). Apalagi, jika dikaitkan dengan Pilpres 2024.

"Sama halnya dengan IHSG, rupiah juga akan tertekan jika Sri Mulyani mundur. Walau khusus rupiah, faktor eksternal lebih mendominasi dan BI akan berusaha mengintervensi pelemahan rupiah," kata Lukman kapada Katadata.co.id, Jumat (19/1).

Direktur Eksekutif Indef Tauhid Ahmad juga menilai hal yang sama. Tapi bagi Taufid, efek pengunduran diri Sri Mulyani terhadap ekonomi dan pasar hanya bersifat sementara atau jangka pendek yakni sekitar seminggu hingga dua minggu.

"Wajar IHSG akan melemah tapi sifatnya sementara. Kenapa IHSG akan melemah, karena Sri Mulyani orang paling berpengaruh di bidang keuangan atau moneter, orang yang mengurusi APBN, yang merupakan urat nadi keuangan negara," kata Tauhid.

Halaman:
Reporter: Ferrika Lukmana Sari
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...