Pertumbuhan Ekonomi Era Jokowi Kalah Jauh dari SBY, Ini Faktanya

Ferrika Lukmana Sari
6 Februari 2024, 04:33
Jokowi
ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari
Presiden Joko Widodo (kanan) berbincang dengan mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam pertemuan di Istana Merdeka, Jakarta, Kamis (10/10/2019).

Hal ini membuat pemerintah menuai kritikan karena minat swasta masuk ke sektor infrastruktur turun. Walau pun begitu, Jokowi andalkan strategi lain. Dia mendorong hilirisasi di saat booming permintaan baterai kendaraan listrik secara global.

"Sayangnya hilirisasi masih berkutat pada eksploitasi sumber daya alam dan memperburuk kerusakan di lingkungan hidup," ujarnya.

Jokowi Fokus pada Ekspor dan Investasi

Jokowi mengaku fokus menggenjot ekspor dan investasi sebagai sumber pertumbuhan ekonomi di masa transisi pergantian kepemimpinannya sekaligus menghadapi tahun politik 2024.

"Kuncinya ekspor dan investasi dijaga agar terus meningkat, ini tidak mudah. Itu jadi dasar pertumbuhan ekonomi," ujar Jokowi usai menghadiri acara BNI Investor Daily Summit, Selasa (24/10/2023).

Menurut dia, basis pertumbuhan ekonomi Indonesia selama ini masih bergantung pada komponen konsumsi, baik pemerintah maupun swasta. Maka itu, dia berharap komponen ekspor dan investasi bisa menopang ekonomi domestik.

Dalam pidato pembukaan acara, Jokowi juga mengaku bersyukur Indonesia masih bisa mencatatkan pertumbuhan ekonomi di atas 5%, meski di tengah pelemahan ekonomi global.

Ekonomi RI Kembali Melambat di 2023

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2023 mencapai 5,05% secara kumulatif (ctc) atau lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya yakni sebesar 5,31%.

Perlambatan itu disebabkan oleh ledakan komoditas atau siklus commodity. Selain itu, BPS juga menyebut perlambatan tersebut disebabkan oleh dampak dasar (base effect) ekonomi.

"Perlambatan ekonomi kita sedikit [lebih rendah] jika dibandingkan tahun lalu dipengaruhi perlambatan ekonomi global dan fenomena el nino,” kata Plt. Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti di Jakarta, Senin (5/2).

Menurut Amalia, fenomen cuaca el nino telah berpengaruh terhadap kinerja lapangan usaha di bidang pertanian yang cenderung melambat, terutama di paruh kedua tahun 2023.

Berdasarkan data yang dihimpun BPS, pertumbuhan ekonomi global pada 2023 cenderung melambat dibandingkan tahun sebelumnya. Sementara pertumbuhan ekonomi negara mitra dagang utama Indonesia justru membaik seperti di Cina, Amerika Serikat (AS) dan Jepang di kuartal IV 2023.

"Sepanjang 2023, aktivitas bisnis global berada di zona ekspansi. Ekonomi global dan mitra dagang utama tetap tumbuh," kata Amalia.

Di sisi lain, perkembangan harga komoditas unggulan dalam perdagangan Indonesia justru anjlok sepanjang 2023. Komoditas tersebut meliputi minyak kelapa sawit (CPO), batu bara, minyak mentah dan nikel.

Halaman:
Reporter: Ferrika Lukmana Sari
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...