Kemenperin Ajak Investor Dunia Bangun Smelter Nikel Bahan Baku Baterai

Muhamad Fajar Riyandanu
8 Juni 2023, 20:43
smelter nikel, baterai kendaraan listrik, smelter hpal
ANTARA FOTO/Jojon/aww.
Aktivitas tungku smelter nikel di PT VDNI di kawasan industri di Kecamatan Morosi, Konawe, Sulawesi Tenggara, Jumat (9/9/2022). Smelter nikel yaitu PT VDNI dan PT OSS yang berada di kawasan tersebut mengadopsi teknologi Rotary Kiln Electric Furnace (RKEF) untuk memproses nikel dan AOD furnace ke produk akhir yaitu stainless steel.

Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus berupaya menggaet investor dunia untuk masuk ke dalam proyek hilirisasi nikel untuk mendukung pengembangan ekosistem industri kendaraan listrik di Indonesia.

Salah satunya yaitu melalui pembangunan pabrik pengolahan mineral atau smelter nikel yang berteknologi hidrometalurgi High Pressure Acid Leaching (HPAL) yang dapat mengolah bijih nikel limonite kadar rendah 0,8-1,5% untuk produksi komoditas lanjutan mixed hydroxide precipitate (MHP) dan Mix Sulphide Precipitate (MSP).

Produk ini merupakan bahan baku produksi nikel sulphate atau kobalt sulphate yang menjadi bahan baku komponen baterai. Langkah tersebut juga dinilai menjadi jalan tengah untuk menutup kekosongan produksi lanjutan bijih nikel domestik nantinya.

Alasannya, pemerintah berencana untuk menyetop investasi pada pengadaan smelter nikel berteknologi Rotary Kiln Electric Furnace (RKEF) karena produksi nickel pig iron (NPI) dan feronikel domestik yang berlebih. Kelebihan produk olahan bijih nikel kadar tinggi 1,5-3% itu belakangan menyebabkan harganya makin tertekan.

Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika (ILMATE), Taufik Bawazier mengatakan, kebutuhan nikel kadar rendah untuk bahan baku baterai kendaraan listrik akan naik berkala tiap tahun.

Kemenperin memproyeksikan kebutuhan bijih nikel limonite kadar rendah 0,8-1,5% pada 2025 mencapai 25.133 ton. Kebutuhan tersebut naik menjadi 37.699 ton pada 2030 dan 59.506 ton pada 2035.

"Kalau kami dari kacamata perindustrian memang harus lebih tinggi lagi nilai tambahnya. Cuma kan memang harus ada investasi dulu yang masuk ke sana," kata Taufik di Gedung Nusantara I DPR Jakarta pada Kamis (8/6).

Halaman:
Reporter: Muhamad Fajar Riyandanu
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...