Pengertian Diksi, Ciri-Ciri, dan Jenisnya
Merah putih pada bendera Indonesia sarat makna (warna merah berarti berani dan putih bermakna suci)
Dinda menjadi anak emas keluarganya (anak emas berarti anak paling disayangi)
Dia masih bau kencur (bau kencur artinya masih anak-anak dan belum banyak pengalaman).
Jenis Diksi Berdasarkan Leksikal
1. Simile
Simile adalah gaya bahasa yang langsung menyatakan sesuatu yang sama, menggunakan kata-kata pembanding. Contoh kata pembanding yaitu bagai, bagaikan, sebagai, seperti, semisal, seumpama, bak, laksana.
2. Metafora
Metafora merupakan analogi yang membandingkan dua hal secara langsung. Metafora disebut juga majas perbandingan yang tidak memakai kata pembanding.
Contoh metafora yaitu tangan kanan (orang kepercayaan), putri malam (bulan), bunga bangsa (pahlawan).
3. Alegori
Alegori adalah kata kiasan yang menceritakan kejadian lain. Majas ini merupakan lanjutan dari kalimat metafora. Dalam kalimat alegori, nama-nama pelaku sifatnya abstrak dan tujuannya selalu jelas tersurat.
Contoh alegori yaitu cerita tentang putri salju dan kalimat dalam puisi.
4. Personifikasi
Personifikasi adalah gaya bahasa yang menggambarkan benda mati tidak bernyawa, namun memiliki sifat seperti manusia. Contoh majas personifikasi yaitu kiasan benda mati yang memiliki perbuatan dan pikiran selayaknya manusia.
Ciri-Ciri Diksi
Menurut buku Apresiasi Puisi (Teori dan Aplikasi) berikut ciri-ciri diksi:
- Diksi digunakan untuk pemilihan kata guna mengungkap gagasan atau hal yang diamanatkan
- Dapat digunakan untuk memberdakan nuansa makna dengan bentuk yang sesuai terhadap gagasan, situasi, atau nilai rasa pembaca
- Memakai perbendaharaan kata yang didapatkan oleh masyarakat, bahasanya bisa menggerakkan atau memberdayakan kekayaan menjadi sebuah kata yang jelas
Contoh Diksi
Diksi terdapat dalam kayar puisi yang memiliki gaya bahasa sarat makna. Pembaca puisi memberikan nada dan sikap ekspresif ketika membaca. Berikut contoh diksi pada bait puisi sajak Toto Sudarto Bachtiar:
Pahlawan Tak Dikenal
Sepuluh tahun yang lalu dia terbaring
Tapi bukan tidur, sayang
Sebuah lubang peluru bundar di dadanya
Senyum bekunya mau berkata, kita sedang perang
Puisi karya Toto Sudarto memberikan makna konotasi dalam kalimatnya. Penyair menuliskan kata terbaring tapi bukan tidur. Makna kata terbaring adalah mati atau meninggal.
Ketika mendengarkan puisi atau membaca, akan membayangkan imajinasi seorang pahlawan yang terbaring karena tertembak.