Pemerintah Indonesia memperpanjang stimulus dengan memberi diskon tiket pesawat serta tarif tol selama periode Lebaran 2025, guna mendukung pertumbuhan ekonomi.
Di 100 hari pertama, Presiden Prabowo Subianto menghadapi berbagai tantangan ekonomi global dan domestik, memprioritaskan program-program yang berdampak pada APBN 2025.
Menteri Keuangan Sri Mulyani menegaskan kebutuhan transformasi ekonomi mendalam untuk mencapai target pertumbuhan Indonesia sebesar 8% seperti yang diharapkan Presiden Prabowo.
Utang Indonesia saat ini mencapai Rp 8.680 triliun di bawah kepemimpinan Prabowo, dengan Debt Service Ratio (DSR) yang diperkirakan mencapai 45%, menandakan kondisi fiskal yang berisiko tinggi.
Pakar ekonomi Wijayanto Samirin menyoroti ketidaksesuaian data statistik ekonomi Indonesia, mencakup aspek kemiskinan, pengangguran, ketimpangan, dan biaya logistik, menimbang efeknya pada kebijakan.
Bank Indonesia memotong suku bunga acuan menjadi 5,75%, memicu debat di tengah ketidakpastian ekonomi global, dengan harapan mendongkrak pertumbuhan namun beresiko pada stabilitas rupiah.
Di tengah perlambatan ekonomi global, harga minyak mentah Indonesia, atau Indonesian Crude Price (ICP), untuk Desember 2024 turun menjadi US$ 71,61 per barel dari US$ 71,83.
Pada awal 2025, BI menurunkan suku bunga acuannya sebesar 25 basis poin menjadi 5,75%, di tengah ketidakpastian pasar global dan pengaruh kebijakan ekonomi AS.
Bank Indonesia merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2025 menjadi 4,7%-5,5%, lebih rendah dari target sebelumnya, dipengaruhi oleh faktor domestik dan ekspor yang lemah.
Surplus perdagangan Indonesia diproyeksikan menurun di Desember 2024 menjadi US$ 3,30 miliar, meski masih diperkuat oleh kenaikan ekspor dan impor secara bulanan.
Vietnam mencatat pertumbuhan ekonomi 7,09% pada 2024, melalui reformasi birokrasi dan kemudahan investasi yang kuat, sementara Indonesia hanya sekitar 5% karena hambatan perizinan dan regulasi.
Kritik terhadap rencana penerapan cukai minuman berpemanis pada semester II 2025 menyoroti kelas menengah yang belum tepat di tengah upaya pemulihan daya beli kelas menengah.
Indonesia menghadapi stagnasi ekonomi pada 2025 dengan penurunan penerimaan pajak dan berbagai kebijakan fiskal di tengah perlambatan global dan domestik selama kepemimpinan Prabowo Subianto.
Ketua DEN Luhut Binsar Pandjaitan menyatakan bahwa program makan bergizi gratis meningkatkan aktivitas ekonomi di desa, mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia hingga 8%.