Penjualan besar-besaran saham teknologi baru-baru ini memicu kecemasan resesi AS, namun bisa menguntungkan bagi miliader Warren Buffet yang memegang portofolio besar.
Setelah menjual saham Apple, Warren Buffett Buffett memilih menyimpan uang tunai hampir US$ 277 miliar atau sekitar Rp 4.495 tiliun hingga kuartal kedua tahun ini.
Salah satu tokoh yang paling berpengalaman dalam investasi, Warren Buffett, menyatakan tidak ingin membeli Bitcoin atau mata uang kripto lainnya walaupun harganya murah
Warren Buffett sangat vokal dalam menyuarakan kehati-hatiannya terhadap Bitcoin dan pasar mata uang kripto yang lebih luas, dengan memprediksi hasil yang suram.
Warren Buffett menekankan bahwa umur panjang dan keteguhan adalah inti dari etos perusahaan, dan menambahkan bahwa transaksi seismik dan kinerja yang meroket kemungkinan besar sudah berlalu.
Investasi di pasar saham merupakan salah satu upaya untuk mendatangkan keuntungan atau cuan. Namun pada kenyataannya, investasi di pasar saham ternyata memerlukan strategi agar tidak salah langkah.
Pengusaha Amerika Serikat yang diakui sebagai salah satu investor tersukses di dunia, Warren Edward Buffett berpotensi meraup dividen lebih dari US$ 6 miliar atau setara Rp 93 triliun pada 2024.
Perusahaan milik Warren Buffet, Berkshire Hathaway Inc. mencatatkan rekor terbaru mengenai kepemilikan uang tunai yang mencapai US$ 157,2 miliar hingga September. Tertinggi sejak 2021.
Perusahaan milik investor kawakan Warren Buffet, Berkshire Hathaway meraup keuntungan senilai US$ 36 miliar atau setara Rp 540 triliun pada kuartal kedua tahun ini.
Investor kawakan Warren Buffett dan Lo Kheng Hong disebut bukan investor yang gemar membeli saham IPO. Hal itu karena secara valuasi harganya cukup mahal.
Dominion Energy menjual 50% sahamnya di fasilitas gas alam cair Cove Point di Chesapeake Bay Maryland ke unit Berkshire Hathaway seharga US$ 3,3 miliar atau setara Rp 49,8 triliun secara tunai.
Kas perusahaan yang dikelola Warren Buffett naik US$2 miliar pada kuartal pertama tahun ini menjadi US$130,6 miliar atau setara Rp 1.920 triliun seiring lonjakan laba.