Surplus neraca perdagangan Indonesia yang besar terhadap AS menjadi penyebab Trump berencana mengenakan tarif resiprokal 32% terhadap produk Indonesia.
Indonesia berencana tingkatkan impor dari AS sebagai tanggapan kebijakan tarif impor Presiden Trump untuk menyinkronkan neraca perdagangan dan defisit.
Rupiah diperkirakan akan menguat dengan potensi mencapai Rp 15.950 per dolar AS menjelang pengumuman kebijakan Federal Reserve dan berdasarkan data ekonomi AS yang positif.
Surplus neraca perdagangan November 2024 lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya US$ 2,48 miliar maupun periode yang sama tahun lalu US$ 2,41 miliar.
Menteri Keuangan Sri Mulyani menyoroti bahwa Indonesia telah mencatat surplus perdagangan dalam 54 bulan terakhir hingga Oktober 2024, menunjukan ketahanan ekonomi nasional di tengah tantangan global.
"Pada Oktober 2024, neraca perdagangan tercatat surplus sebesar US$ 2,48 miliar atau turun hingga US$ 0,76 miliar secara bulanan," kata Plt Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti.
BPS mencatat surplus neraca perdagangan Indonesia mencapai US$ 3,26 miliar pada September 2024. Realisasi ini mencatatkan tren positif selama 53 bulan seiring dengan stabilnya ekonomi nasional.