Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden memperingatkan perusahaan dalam negeri untuk memperkuat keamanan siber. Sebab, laporan intelijen menyebut bahwa Rusia mempertimbangkan serangan siber ke AS.
Biden mengatakan, Rusia kemungkinan melancarkan serangan siber ke Amerika. Ini karena Rusia mendapatkan sejumlah sanksi dari AS terkait invasi ke Ukraina.
"Atas potensi serangan siber itu, kami memperingatkan agar perusahaan-perusahaan AS meningkatkan keamanan siber," ujar Biden dikutip dari CNBC Internasional, Senin (21/3).
Gedung Putih juga memberikan panduan tentang pencegahan serangan siber kepada perusahaan-perusahaan di Amerika. Mereka merekomendasikan penggunaan autentikasi multifaktor untuk mencegah penyerang mengakses sistem dengan mudah.
Selain itu, menyarankan perusahaan mencadangkan dan mengenkripsi data. Kemudian, memperbarui kata sandi dan perangkat dengan perbaikan keamanan terbaru.
Biden juga mengatakan bahwa pemerintah berupaya terus menghalangi dan menanggapi langsung serangan siber yang menyasar infrastruktur penting.
"Badan keamanan siber dan keamanan infrastruktur AS atau Cybersecurity and Infrastructure Security Agency (CISA) secara aktif bekerja dengan organisasi untuk berbagi informasi dan panduan mitigasi," kata Biden.
Sejak menginvasi Ukraina, Rusia diduga melancarkan banyak serangan siber. Google Alphabet Inc mengidentifikasi peretas Rusia yang terkenal dengan penegakan hukum, termasuk FancyBear, terlibat dalam spionase, kampanye phishing, dan serangan lain yang menargetkan Ukraina dan sekutu Eropa.
Dalam unggahan di blog dua pekan lalu (7/3), Grup Analisis Ancaman Google mengatakan bahwa selama dua minggu terakhir unit peretasan Rusia FancyBear yang juga dikenal sebagai APT28, mengirim email phishing ke perusahaan media Ukraina, UkrNet.
“Namun mereka tidak mengatakan apakah ada serangan siber yang berhasil,” demikian dikutip dari Reuters, dua pekan lalu (8/3).
Ghostwriter/UNC1151 diketahui mencoba untuk mencuri akun kredensial organisasi pemerintah dan militer Polandia dan Ukraina melalui upaya phishing. Google menggambarkan hacker ini sebagai aktor ancaman Belarusia.
Sebelumnya, perusahaan perangkat lunak AS, HubSpot juga mengatakan telah mengalami serangan siber pekan lalu (18/3). Serangan ini diduga menyasar investor kripto. Namun, HubSpot tidak mengidentifikasi siapa penyerangnya.