Pertamina Tombok Harga Pertalite, Solar, dan LPG untuk Jaga Daya Beli

Muhamad Fajar Riyandanu
11 April 2022, 19:47
pertamina, harga bbm, pertalite, solar, biosolar, lpg, bbm subsidi
ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/YU
Sejumlah pengendara sepeda motor antre untuk mengisi bahan bakar minyak (BBM) di SPBU Kuningan, Jakarta, Rabu (30/3/2022).

Menurut Fajriyah, Pertamina juga menjaga daya beli masyarakat dengan menyesuaikan harga Pertamax di bawah harga keekonomiannya sekitar Rp 16.000. Dengan penyesuaian harga menjadi Rp 12.500 per liter, Pertamina masih menanggung selisih harga jual Pertamax sebesar Rp 3.500 per liter.

Walau harga Pertamax naik, harga yang ditawarkan Pertamina selalu lebih rendah dibanding SPBU lain yang beroperasi di Indonesia. Untuk BBM non subsidi jenis Pertamax Turbo (RON 98) dijual seharga Rp 14.500 per liter, sementara SPBU swasta lain ada yang menjual dengan harga Rp 18.040 per liter.

Fajriyah menambahkan, harga BBM dan LPG di Indonesia termasuk yang termurah di dunia karena disubsidi pemerintah. Ia menjelaskan, jika dibandingkan harga rata-rata BBM di Asia, harga di Indonesia masih yang terendah.

Harga rata-rata BBM tertinggi di Singapura Rp 30.208 per liter, disusul Laos Rp 24.767, Filipina Rp 20.828, Kamboja Rp 20.521, Thailand Rp 19.767, Vietnam Rp 18.647, dan Indonesia rata-rata Rp 16.500 per liter. Di bawah Indonesia memang ada Malaysia yang harga BBM nya relatif lebih murah karena adanya perbedaan nilai subsidi.

Sedangkan apabila menelisik harga BBM di negara-negara maju, sudah jauh lebih tinggi lagi. Harga tertinggi adalah Hong Kong Rp 36.176 per liter, Finlandia Rp 34.741, Jerman Rp 34.454, Italia Rp 34.510, Norwegia Rp 33.162, Belanda Rp 33.018, Yunani Rp 32.733 dan Portugal Rp 31.728. Harga tersebut berdasarkan kurs Rp 14.357 per dolar Amerika.

“Banyak faktor yang mendorong Pertamina harus menyesuaikan harga BBM non Subsidi. Pertama, harga BBM dan LPG di seluruh dunia naik karena peningkatan aktivitas masyarakat dan peningkatan situasi geopolitik Rusia-Ukraina yang menyebabkan berkurangnya suplai minyak mentah dunia.,” tukasnya.

Halaman:
Reporter: Muhamad Fajar Riyandanu
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...