Co-Firing Batu Bara Dituding Akal-akalan untuk Perpanjang Umur PLTU

Muhamad Fajar Riyandanu
8 Juli 2022, 18:49
co firing, pltu, batu bara, transisi energi
ANTARA FOTO/Ahmad Subaidi
Sejumlah petugas PLN melakukan pemeliharaan periodik atau "overhaul" mesin Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Jeranjang di Desa Taman Ayu, Kecamatan Gerung, Lombok Barat, NTB.

Ricky menjelaskan bahwa Indonesia mampu menghasilkan energi listrik dari biomassa tanpa harus menjadikannya bahan campuran batu bara. Hal tersebut bisa dilakukan dengan mengoptimalkan fungsi pembangkit listrik tenaga sampah (PLTSa).

Eks Manajer Riset Traction Energy Asia tersebut menyatakan pemerintah lebih memilih skema biomassa sebagai pelengkap bahan bakar ketimbang sebagai pengganti batu bara. "Kenapa harus jadi co-firing, kenapa gak jadi pembangkit independen. Praktik co-firing. hanya akan memperpanjang umur PLTU," kata Ricky.

General Manager PT PLN Unit Induk Tanjung Jati B Hari Cahyono menjelaskan bahwa implementasi co-firing di PLTU hanya bisa diterapkan pada teknologi boiler PLTU yang mengonsumsi batu bara kalori rendah di kisaran 4.000 kcal per kg hingga 4.200 kcal per kg.

Sebagai informasi, boiler adalah peralatan utama pada PLTU yang berfungsi mengubah air dari fasa cair menjadi fasa uap yang memiliki tekanan dan suhu tertentu untuk menggerakan turbin. "Prioritas PLTU untuk implementasi co-firing adalah yang menggunakan batu bara kalori rendah dan medium," kata Hari.

Manajer Program Akses Energi Berkelanjutan Institute for Essential Service Reform (IESR), Marlistya Citraningrum mengatakan satu-satunya cara untuk mengurangi emisi karbon yang dihasilkan oleh PLTU adalah melakukan pensiun dini PLTU.

"Ganti dengan energi terbarukan. Paksa PLTU yang seharusnya umurnya 40 tahun, kita paksa pensiun di umur 15 sampai 20 tahun. Langsung disetop operasinya, supaya energi terbarukan bisa langsung masuk mengganti," kata Citra.

Dia menambahkan, metode co-firing tak berpengaruh terhadap penurunan emisi karbon yang dihasilkan dari proses kerja PLTU. Selain pengurangan emisi yang tak terlalu signifikan, metode co-firing harus memperhitungkan sisi suplai bahan baku yang belum cocok dengan spesifikasi mesin PLTU dan harga yang belum ekonomis.

Halaman:
Reporter: Muhamad Fajar Riyandanu
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...