BPH Migas Pertimbangkan Batasi Pembelian Pertalite untuk Mobil 1500 CC
"Saya kira pemerintah juga memahami volume yang rasional itu sekira sampai 30 juta kl. Tapi ruang fiskal yang ada adalah untuk 23 juta kl. Sehingga perlu dilakukan upaya pembatasan agar jumlah 23 juta kl itu cukup sampai 31 Desember 2022," ujar Komaidi.
Ia juga menyoroti kekeliruan penerapan subsidi BBM yang selama ini diterapkan di Indonesia. Menurutnya subsidi kepada barang merupakan tindakan yang tak berpihak kepada masyarakat kecil.
"Kalau subsidi barang semua orang bisa mengakses, seperti yang bisa beli mobil ini mendapat jatah (BBM bersubsidi) lebih banyak karena tangkinya lebih besar," jelasnya.
Komaidi juga mengkritisi tindakan pemerintah yang terus menggelontorkan dana subsidi terhadap BBM bersubsidi. Menurutnya, besaran subsidi dan kompensasi akan terus bertambah karena pemerintah terus menerus menambah subsidi. Tempo hari lalu, Menteri keuangan Sri Mulyani mengusulkan tambahan subsidi energi hingga Rp 502 triliun.
"Ini sebetulnya bisa kita alokasikan ke yang lebih tepat sasaran karena kalau semua ke energi maka jatah yang lain akan berkurang. Misalnya subsisi pendidikan, kesehatan, subsidi pupuk untuk petani tentu akan berkurang," ujar Komaidi.
Ketua Komisi VII DPR, Sugeng Suparwoto mengatakan pemerintah bersama DPR sepakat untuk tidak menaikkan harga BBM bersubsidi walau harga minyak dunia terus melonjak. Senada dengan Saleh, Sugeng juga menyebut cara terbaik untuk mengkontrol serapan BBM bersubsidi yakni dengan melakukan penyaringan ketat kepada konsumen.
Di sisi lain, ia menilai pembatasan penyaluran BBM bersubsidi dengan menaikkan harga dirasa kurang tepat. Hal tersebut akan memancing inflasi dan menurunkan daya beli masyarakat. "Posisi energi BBM ini sensifitas terhadap inflasi, kalau dinaikkan ujungnya bakal menurunkan kemampuan daya beli masyarakat," ujar Sugeng.
Adapun Komisi VII DPR telah menyetujui penambahan kuota Pertalite sebanyak 5 juta kl. Hal tersebut dilakukan untuk menjamin ketersediaan energi hingga akhir tahun. "Kami menyetujui tambah volume 5 juta kl sehingga volume Pertalite mencapai 28 juta kl," tukas Sugeng.