Outlook 2023: Industri Manufaktur Tumbuh Meski Dibayangi PHK Massal

Tia Dwitiani Komalasari
4 Januari 2023, 08:00
industri, manufaktur, outlook 2023
pexels/Tom Fisk
Perdagangan ekspor-impor.

Untuk 2023, Apindo memperkirakan pertumbuhan ekonomi berada di kisaran 5%-5,3% yoy dengan inflasi lebih kurang 5%. Rata-rata nilai tukar Rupiah diperkirakan Rp 15.200-Rp 15.800 per Dolar AS

Hariyadi mengatakan, perlambatan pertumbuhan tersebut dipengaruhi oleh resesi global. Hal itu terutama karena terjadi penurunan permintaan ekspor pada industri padat karya.

Menurut Hariyadi, penurunan permintaan ekspor tersebut telah terjadi sejak akhir 2022 dan mengakibatkan pemutusan hubungan kerja pada industri padat karya. Kondisi tersebut diperkirakan akan berlanjut pada 2023.

"BPJS Ketenagakerjaan mencatat telah terjadi PHK terhadap 819 071 pekerja yang mencairkan dana JHT akibat PHK dari Januari hingga 1 November 2022," kata Hariyadi kepada Katadata.co.id saat ditemui di Kantor Apindo, Jakarta, Rabu (21/12).

Hariyadi mengatakan, potensi PHK semakin meningkat setelah pemerintah mengeluarkan Peraturan Menteri Tenaga Kerja no.18 tahun 2022. Aturan tersebut menyatakan bahwa kenaikan upah minimum pekerja tidak boleh lebih dari 10% pada 2023.

Menurut Hariyadi, kondisi tersebut menambah beban pengusaha terutana padat karya. Oleh sebab itu, Apindo tengah menggugat Permenaker no. 18 tahun 2022 ke Mahkamah Agung. Apindo menuntut pemerintah kembali menggunakan PP 36 tahun 2021 yang menjadi turunan UU Cipta Kerja.

Tiga Industri Akan PHK Massal

Perlambatan ekonomi global diperkirakan bakal menghantam industri padat karya, terutama yang berorientasi ekspor.  Wakil Ketua Apindo, Shinta Widjaja Kamdani, mengatakan kondisi ini membuat industri padat karya dibayangi oleh ancaman pemutusan hubungan kerja atau PHK. Dia memperkirakan PHK massal pada 2023 kemungkinan terjadi pada tiga jenis industri yaitu industri tekstil, alas kaki, dan furniture.

Tiga industri tersebut kemungkinan bakal mengalami penurunan permintaan yang signifikan terutama dari Amerika Serikat dan Uni Eropa. "Pasti akan lakukan PHK pada tahun depan, bukannya akan lagi," ujar Shinta kepada Katadata.co.id. 

Shinta mengatakan, tiga industri tersebut mulai melakukan PHK tahun ini. Namun, menurut Shinta, gelombang PHK akan semakin tinggi tahun depan.

Berdasarkan catatan Apindo, industri padat karya seperti Tekstil dan Produk Tekstil atau TPT dan Alas Kaki dihadapkan pada penurunan permintaan pasar global sejak awal semester II-2022. Permintaan tersebut khususnya yang berasal dari negara-negara maju.

"Di industri TPT dan alas kaki terjadi penurunan order 30 - 50 % untuk pengiriman akhir 2022 sampai kuartal pertama 2023," ujarnya. Dengan demikian, kondisi tersebut memaksa perusahaan-perusahaan di sektor tersebut untuk mengurangi produksi secara signifikan dan berujung pada pengurangan jam kerja hingga PHK.

Halaman:
Reporter: Nadya Zahira
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...