Chevron Kaji Pemangkasan Belanja Modal karena Harga Minyak Anjlok

Image title
11 Maret 2020, 12:43
chevron, harga minyak, produksi migas, amerika serikat
Agung Samosir|KATADATA
Ilustrasi, logo Chevron. Perusahaan minyak Amerika Serikat, Chevron, berencana memangkas belanja modal sebagai antisipasi anjloknya harga minyak. Langkah tersebut diproyeksi dapat menurunkan produksi migas perusahaan.

(Baca: Dampak Anjloknya Harga Minyak Dunia Terhadap Ekonomi dan Migas RI)

Analis JP Morgan menyebut Chevron membutuhkan harga minyak di kisaran US$ 55 per barel untuk menutupi pengeluaran dalam program kerjanya serta membayarakan dividen dan pembelian kembali saham.

Namun, harga minyak masih berada di level bawah. Berdasarkan data Bloomberg, harga minyak jenis West Texas Intermendiate (WTI) untuk kontrak April 2020 pada pukul 12.08 WIB mencapai US$ 34,74 per barel. Sedangkan harga minyak jenis Brent untuk pengiriman Mei 2020 sebesar US$ 38,12 per barel.

Di sisi lain, langkah Chevron tersebut dilihat sebagai upaya untuk menahan produksi minyak serpih (shale oil). Padahal, produksi minyak serpih yang tumbuh pesat di Amerika Serikat hingga membuat Negara Paman Sam itu menjadi eksportir minyak dalam beberapa tahun terakhir.

Pengeboran minyak serpih memang lebih mudah dibandingkan memproduksi lapangan migas biasa, terutama jika dibandingkan proyek laut dalam yang membutuhkan waktu bertahun-tahun. Sebab, pengeboran migas serpih bisa dengan mudah diaktifkan dan dimatikan hanya dalam beberapa minggu saja.

(Baca: Dampak Turunnya Harga Minyak, SKK Migas Bakal Revisi Program Hulu)

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...