Emirsyah Satar, Pemoles Garuda yang Jadi Tersangka KPK

Sorta Tobing
8 Agustus 2019, 11:21
emirsyah satar jadi tersangka kpk, kasus suap garuda indonesia, soetikno soedarjo
ANTARA FOTO/Reno Esnir
Mantan Dirut PT. Garuda Indonesia Emirsyah Satar (tengah) dengan baju tahanan meninggalkan gedung KPK di Jakarta, Rabu (7/8/2019). Emirsyah Satar ditahan KPK atas dugaan menerima suap sebesar 1,2 juta Euro dan USD 180 ribu atau setara dengan Rp.20 miliar dalam wujud uang dan barang yang tersebar di Singapura dan Indonesia dari Presiden Komisaris PT Mugi Rekso Abadi (MRA) beneficial owner dari Connaught International Pte Ltd Soetikno Soedarjo, yang menjadi konsultan bisnis dalam pembelian 50 mesin Roll-Royce

Lalu, untuk Hadinoto, Soetikno diduga memberi US$ 2,3 juta dan 477 ribu euro yang dikirim ke rekeningnya di Singapura.

(Baca: Uang Pelicin Rolls Royce di 7 Negara)

Emirsyah Satar Ditahan
Emirsyah Satar ditahan KPK ( ANTARA FOTO/Reno Esnir)

Kiprah Emir di Garuda

Karier Emir sebenarnya moncer sejak ia bergabung dengan Citibank setelah lulus dari Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Laki-laki kelahiran Jakarta, 28 Juni 1959 itu, lalu sempat bekerja sebagai direktur keuangan Garuda sebelum pindah ke Bank Danamon sebagai wakil direktur utama. Pada 2005, ia kembali ke Garuda dan menempati posisi puncak di maskapai penerbangan pelat merah tersebut.

Selama sembilan tahun memimpin, Garuda seolah mulus tanpa turbulensi. Kinerja Garuda yang berdarah-darah menjadi kinclong di tangannya.

Ketika Emir baru saja menjabat direktur utama, kerugian Garuda mencapai Rp 5 triliun. Perusahaan saat itu berada di ambang kebangkrutan dan utangnya menumpuk.

Emir lalu putar otak, melakukan transformasi internal, membenahi manajemen organisasi, sistem operasional, dan kualitas pelayanan Garuda. Fokus bisnis pun berubah menjadi full service carrier. Padahal ketika itu trennya adalah maskapai berbiaya murah atau low cost carrier.

(Baca: Soetikno Soedarjo di Antara Kasus Emirsyah dan Offshore Leaks)

Strateginya terbukti berhasil. Garuda bisa melewati badai. Dari awalnya akan bangkrut, lalu untung dan masuk dalam aliansi maskapai berkelas dunia lainnya, SkyTeam. Rating pelayannya naik jadi bintang lima dan pada 2014 diizinkan terbang ke Eropa setelah pada 2005 dilarang masuk ke sana.

Kinerja moncer perusahaan dapat terlihat dari grafik Databoks berikut ini.

Pada 2013, Garuda berhasil meraih penghargaan “World’s Best Cabin Crew” mengalahkan pesaing utamanya, Singapore Airlines. Emir juga berani menjadi sponsor resmi klub sepakbola Inggris, Liverpool FC, dengan anggaran promosi terbatas. Tujuannya, untuk menaikkan pamor Garuda di mata internasional.  

Di bawah kepemimpinan Emir, Garuda berhasil mencatatkan sahamnya (IPO) di Bursa Efek Indonesia pada Maret 2011. Sayangnya, aksi korporasi ini tak berjalan mulus. Harga sahamnya pada hari pertama perdagangan melorot 17,33% ke Rp 620 per lembar dari harga perdana Rp 750 per lembar saham.

(Baca: Emirsyah Satar: Saya Tidak Korupsi atau Menerima Suap)

Sebelum masa jabatannya berakhir di sana, Emir memilih mengundurkan diri pada 8 Desember 2014. Padahal, hanya kurang empat bulan lagi ia dapat merampungkan tugasnya. Alasannya ketika itu adalah ingin memberikan kesempatan kepada manajemen baru untuk bekerja di awal tahun.

Setelah di Garuda, Emir sempat menjabat Komisaris Independen Bank Danamon. Lalu, ia pindah lagi pada 2015 dengan menjadi Chariman MatahariMall.com.

Sayangnya, rekam jejak ini tercoreng dengan terbongkarnya kasus suap dan tindak pencucian uang yang dilakukan Emir. Sekarang ia terpaksa mendekam di penjara, sambil menunggu ketok palu vonis hakim.

Halaman:
Reporter: Antara
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...