Kilas Balik Debat Pilpres 2019 saat Jokowi dan Prabowo Saling Kritik

Image title
11 Januari 2024, 10:10
debat, debat Pilpres 2019
ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay
Ilustrasi, debat Pilpres 2019.

Menanggapi kritik ini Jokowi mengatakan konsesi lahan yang dilakukan di era kepemimpinannya bertujuan agar tanah lebih produktif. Sebaliknya, ia balik menyerang Prabowo dengan mengungkap justru Ketua Umum Gerindra tersebut, yang menerima konsesi lahan yang luas.

"Kita tidak memberikan gede-gede. Saya tahu Pak Prabowo punya lahan luas di Kalimantan Timur sebesar 220.000 hektare, dan 120.000 hektare di Aceh Tengah. Ingat, pembagian-pembagian seperti ini tidak dilakukan di masa pemerintahan saya," kata Jokowi.

Menanggapi sindiran tersebut, Prabowo mengakui kepemilikan lahan seluas ratusan ribu hektar di Kalimantan Timur dan Kabupaten Aceh Tengah. Ia mengatakan, kepemilikan lahan tersebut sifatnya Hak Guna Usaha (HGU), sehingga dapat suatu saat ditarik pemerintah. Ia pun berujar bersedia kapan pun mengembalikan tanah miliknya ke negara.

4. Kritik Prabowo Soal Pembangunan Infrastruktur Pemerintahan Jokowi

Dalam debat keempat, pada 30 Maret 2019, Prabowo mengkritisi pembangunan infrastruktur yang dibangun Jokowi selama empat tahun. Menurutnya, masih banyak inefisiensi yang terjadi dalam pembangunan infrastruktur.

"Saya menghargai niat Pak Jokowi memimpin pembangunan infrastruktur. Tapi saya juga harus sampaikan kemungkinan besar tim Pak Jokowi bekerja kurang efisien. Banyak infrastruktur dikerjakan dengan grasak grusuk tanpa feasibility study yang benar," kata Ketua Umum Gerindra tersebut.

Menanggapi hal tersebut, Jokowi membantah proyek infrastruktur yang dibangun tanpa feasibility study. Ia menjelaskan, bahwa semua proyek infrastruktur yang dijalankan selama era pemerintahannya telah melalui perencanaan yang matang.

5. Prabowo Kritik Jokowi Soal BUMN

Debat Capres I 2019
Debat Pilpres 2019 (Arief Kamaludin | Katadata)

Dalam debat Pilpres 2019 sesi keempat ini, Prabowo juga mengkritik pernyataan Jokowi yang akan membuat super holding BUMN, yang berkaitan dengan migas, pertanian dan perkebunan, serta perdagangan.

Argumentasi petahana saat itu, adalah Lewat kekuatan holding besar itu, BUMN akan mudah untuk berekspansi dan mengerjakan proyek di luar negeri.

Merespons paparan soal BUMN tersebut, Prabowo menyebut mantan Gubernur DKI itu tak mengerti persoalan yang tengah terjadi di BUMN. Menurutnya, kondisi perusahaan pelat merah tengah goyah.

"Mau bikin holding-holding, tapi yang sekarang saja tidak dikelola dengan baik," kata Prabowo.

Menaggapi hal tersebut, Jokowi meminta Prabowo-Sandi mengecek besar setoran deviden BUMN ke Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), apakah naik atau turun.

Debat keempat Pilpres 2019 ini menjadi yang terakhir adanya saling serang antara Jokowi-Ma'ruf dan Prabowo-Sandiaga. Debat kelima yang dilaksanakan pada 13 April 2019 dianggap berjalan antiklimaks. Penyebabnya, kedua paslon dinilai sudah jenuh.

Ekonom Center of Reform on Economics (Core) Pieter Abdullah menilai, kedua paslon hanya memberi retorika untuk memperbaiki ekonomi Indonesia. Untuk Prabowo-Sandiaga, Pieter menilai tidak memiliki konsep jelas untuk memacu pertumbuhan ekonomi. Hal ini terlihat karena keduanya hanya mengkritik dan tidak menawarkan solusi.

Sementara, untuk pasangan Jokowi-Ma'ruf, ia menilai tidak memiliki desain strategis besar yang komprehensif. Paslon ini juga tidak memasukkan langkah strategi nasional untuk mengatasi masalah utama perekonomian.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...