Rupiah Mendekati Rp14.900/US$ Imbas Rencana Kenaikan Suku Bunga Fed
Senada, Presiden The Fed San Francisco Mary Daly melihat kenaikan 50 atau 75 bps merupakan langkah yang masuk akal. Jika pembuat kebijakan bulan depan sepakat menaikkan bunga 75 bps, akan menjadi kenaikan dengan besaran yang sama dalam tiga pertemuan beruntun setelah dua kali kenaikan 75 bps pada Juni dan Juli.
Selain terimbas sentimen komentar pejabat The Fed tersebut, pelemahan rupiah juga terimbas kenaikan inflasi domestik. Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo dalam acara Rakornas Pengendalian Inflasi kemarin sempat menyebut inflasi di atas 4% berisiko masih bertahan hingga tahun depan.
"Namun demikian, selama pemerintah dan BI mampu mengendalikan inflasi di kisaran target BI, ini mungkin tidak berdampak negatif ke rupiah," kata Arston.
Senada dengan Ariston, analis DCFX Lukman Leong juga melihat nilai tukar bergerak melemah hari ini ke rentang Rp 14.775-Rp 14.925 per dolar AS. Pasar merespons sejumlah komentar pejabat The Fed soal kenaikan bunga.
"Dari sisa domestik, Bank Indonesia mendapatkan tekanan untuk menaikkan suku bunga pada pertemuan selasa minggu depan," kata Lukman dalam risetnya.
Bank Indonesia sejauh ini masih menahan suku bunga di level 3,5% di tengah banyak bank sentral lain yang mulai mengerek suku bunga kebijakannya. Tekanan bagi BI untuk segera ikut mengerek bunga sudah berlangsung selama beberapa bulan terakhir dengan rupiah yang terus terdepresiasi dan inflasi mulai merangkak naik.