Pemerintahan Baru Diminta untuk Kelola Defisit Fiskal dan Utang RI
RI Akan Hadapi Twin Deficit
Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengatakan Indonesia berisiko menghadapi kondisi "twin deficit" seiring dengan menurunnya surplus neraca perdagangan.
Adapun yang dimaksud dengan 'twin deficit' adalah kondisi di mana ekonomi mencatatkan pelebaran defisit neraca transaksi berjalan dan defisit fiskal.
"Indonesia juga harus dihadapkan dengan risiko kembalinya 'twin deficit' atau kondisi di mana ekonomi mencatatkan pelebaran defisit neraca transaksi berjalan dan defisit fiskal," kata Josua.
Data terakhir menunjukkan bahwa surplus neraca perdagangan Indonesia terus menyusut, sejalan dengan berlanjutnya normalisasi harga komoditas dan kondisi ekonomi Cina, mitra dagang utama Indonesia, yang cenderung terus melemah.
"Hal ini meningkatkan risiko pelebaran defisit pada neraca transaksi berjalan pada tahun ini," ujarnya.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), neraca perdagangan barang Indonesia kembali mencatatkan surplus pada Februari 2024 sebesar US$ 0,87 miliar, yang ditopang oleh non migas sebesar US$ 2,63 miliar.
Namun, nilai surplus itu turun US$ 1,13 miliar secara bulanan jika dibandingkan dengan Januari 2024 yang tercatat sebesar US$ 2,02 miliar. Di sisi lain, Josua menuturkan penerimaan negara cenderung menurun sejalan dengan normalisasi harga komoditas.