Rencana Pertamina Genjot Energi Bersih dengan Bahan Bakar Hijau

Image title
10 Maret 2021, 15:03
kilang cilacap, d100, green diesel, green avtur, bbn, bbm, pertamina
123RF.com/Sergey Galushko

Corporate Secretary Sub holding Refining & Petrochemical (PT Kilang Pertamina International) Ifki Sukarya mengatakan pihaknya terus melakukan kajian. Salah satunya bekerja sama dengan PT Perkebunan Nusantara (PTPN) terkait pengembangan biodiesel.

Kerja sama itu terutama untuk memastikan kebutuhan minyak sawit mentah. "Terkait CPO, kami sedang melakukan kajian terintegrasi hulu-hilir bersama PTPN" kata Ifki.

biodiesel

Ilustrasi biodiesel. (Katadata | Arief Kamaludin)

Harga CPO Jadi Tantangan

Direktur Eksekutif Institute for Essential Services Reform (IESR) Fabby Tumiwa berpendapat produksi green diesel dan green avtur dapat  mengurangi ketergantungan impor BBM. Namun, yang perlu diperhatikan adalah keekonomian bahan bakunya.

Mantan anggota tim reformasi tata kelola minyak dan gas bumi (migas) Fahmy Radhi mengatakan, produksi BBN dapat memanfaatkan produk sawit dalam negeri yang melimpah. Dalam waktu bersamaan, proyek ini dapat mendongkrak harga sawit yang sedang terpuruk. “Tidak dibutuhkan kebijakan spesifik. Hanya komitmen dan keseriusan Pertamina,” ujarnya. 

Rencana mengembangkan kilang hijau dapat meningkatkan pemakaian energi baru terbarukan (EBT). Direktur Eksekutif Energy Watch Mamit Setiawan menyebut Pertamina perlu memperhatikan pengembangan teknologi katalisnya agar lebih cepat dan efisien. 

Katalis merupakan bahan kimia yang digunakan untuk pengolahan minyak. Pertamina sebelumnya telah mengembangkan Katalis Merah Putih bekerja sama dengan Institut Teknologi Bandung (ITB). 

Yang tak kalah penting pula adalah harga minyak sawit mentah. "Jangan sampai nanti justru harga CPO semakin mahal dan akan memberatkan Pertamina untuk memproduksi biofuels," ujar Mamit.

Sebelumnya, Ketua Umum Masyarakat Energi Terbarukan Indonesia (METI) Surya Dharma mengatakan minyak sawit merupakan komoditas ekspor unggulan Indonesia. Sebagian besar produknya masuk ke India, Italia, dan negara lainnya. Ekspor tersebut menyumbang besar ke devisa negara. 

Di sisi lain, pemerintah juga mendorong implementasi biodiesel untuk menurunkan impor BBM. Semua kondisi itu berpotensi meningkatkan produksi CPO dalam negeri. Yang menjadi kekhawatiran banyak pihak adalah pemanfaatan minyak sawit yang berlebih dapat berdampak buruk bagi lingkungan. 

Surya menyebut perlu data dan kajian tepat terkait batas penggunaan FAME pada campuran solar. “Supaya tidak perlu penambahan wilayah perluasan kebun dan untuk keseimbangan kawasan hutan alam,” ujarnya.

Beberapa waktu lalu, Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) juga meminta Pertamina mengirimkan detail spesifikasi produk green diesel atau D100 yang saat ini tengah dikembangkan. Hal ini untuk memastikan produk tersebut aman digunakan pada kendaraan bermotor.

Ketua I Gaikindo Jongkie Sugiarto mengatakan langkah tersebut guna menghindari terjadinya masalah pada kendaraan di kemudian hari, seperti endapan pada pipa yang dapat merusak mesin. "Kami akan mintakan (spesifikasinya) untuk kemudian disampaikan ke para agen pemegang merek (APM)," katanya.

Setelah spesfikasi bahan bakar ramah lingkungan itu dikirimkan ke produsen, langkah berikutnya adalah uji coba kendaraan yang diproduksi di Indonesia. "Jika diperlukan ada modifikasi mesin dan lain sebagainya untuk penyesuaian,” katanya. 

Pertamina telah melakukan uji performa (road test) penggunaan D100 dalam campuran bahan bakar kendaraan. Hasilnya, performa kendaraan meningkat dan emisi gas buang berkurang.

Pengembangan green energy merupakan implementasi proyek strategis nasional (PSN). Pemerintah berharap potensi sumber energi baru terbarukan akan termanfaatkan maksimal. Dalam hal ini adalah minyak kelapa sawit. 

Halaman:
Reporter: Verda Nano Setiawan
Editor: Sorta Tobing
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...