Rupiah Dekati 16.000 per Dolar AS, Tertekan Sentimen Yuan Cina
Menurut Edi, pelemahan rupiah memicu capital outflow atau aliran modal asing keluar dari pasar Surat Berharga Negara (SBN). Sehingga terjadi repatrasi atau penarikan dana dari luar negeri.
Mengantisipasi hal tersebut, Bank Indonesia akan terus mendorong kebijakan stabilitasasi rupiah di tengah ketidakpastian pasar keuangan global yang masih tinggi.
"BI akan terus masuk pasar untuk menjaga agar terdapat keseimbangan supply dan demand valuta asing di market," kata Edi.
Pelemahan Rupiah Bikin Investor Was-was
Ekonom CORE Yusuf Rendy Manilet memperkirakan dampak psikologis dari pelemahan rupiah akan signifikan sehingga kepercayaan investor asing untuk berinvestasi di Indonesia turun. Kemudian menyebabkan ketidakpastian dan potensi keluarnya arus modal asing dari pasar keuangan Indonesia.
Selain itu, pelemahan rupiah juga dapat meningkatkan risiko investasi obligasi karena investor harus menanggung risiko nilai tukar yang lebih tinggi, yang membuat mereka enggan untuk berinvestasi lagi di surat utang.
“Kedua, pelemahan rupiah dapat mengakibatkan peningkatan yield obligasi yang diterbitkan oleh pemerintah dan perusahaan,” ujar Yusuf kepada Katadata.co.id, pada Selasa (2/4).
Bahkan pelemahan rupiah dapat membawa dampak negatif yang signifikan terhadap ekonomi Indonesia. Salah satunya adalah peningkatan biaya impor karena harga barang impor menjadi lebih mahal, yang berpotensi mendorong inflasi dan menekan daya beli masyarakat.
Tak hanya itu, perusahaan-perusahaan yang memiliki utang luar negeri makin terbebani biaya bunga yang lebih tinggi akibat pelemahan rupiah. Hal ini dapat mengganggu aktivitas bisnis dan pertumbuhan ekonomi.
“Pelemahan rupiah juga berpotensi menurunkan daya saing ekspor Indonesia karena produk-produk ekspor menjadi lebih mahal di pasar global dan mengurangi permintaan dari luar negeri,” ujarnya.