Pemerintah Indonesia meningkatkan kerja sama dengan BRICS, yang diharapkan membawa banyak manfaat bagi pertumbuhan ekonomi nasional dan memperkuat posisi Indonesia di arena global.
Rupiah diperkirakan akan terus melemah terhadap dolar AS karena spekulasi kemenangan Trump dalam pemilu AS dan faktor ekonomi lain yang mendukung penguatan dolar AS.
Rupiah diperkirakan akan melemah hari ini, terpengaruh oleh prospek stabil dari suku bunga The Fed yang mendukung penguatan dolar AS, serta faktor geopolitik dan kebijakan di AS.
Bank Indonesia dipekirakan masih menahan suku bunga acuan pada level 6%, dengan mempertimbangkan tren dolar AS kuat dan situasi deflasi yang berlanjut selama lima bulan terakhir.
Analisis hari ini memprediksi penguatan rupiah terhadap dolar AS, dengan ekspektasi kebijakan suku bunga Bank Indonesia yang stabil hingga September 2024.
Masuknya Sri Mulyani dalam daftar menteri Prabowo Subianto bakal memberi sentimen positif bagi rupiah. Namun rupiah akan bergerak mendatar jelang rilis data neraca perdagangan pada hari ini.
Bank Indonesia resmi luncurkan Central Counterparty (CCP) untuk dorong transaksi DNDF dan repo, yang diharapkan meningkatkan volume transaksi valas dan meningkatkan efisiensi pasar uang.
Menurut Chief Economist Bank Mandiri, The Fed diperkirakan akan memangkas suku bunga sebesar 50 basis points lagi hingga akhir tahun, dan Bank Indonesia kemungkinan mengikuti langkah serupa.
Penguatan Rupiah diprediksi berlanjut, didorong penurunan suku bunga The Fed dan faktor internal seperti kebijakan BI dan permintaan aset investasi di Indonesia.
Nilai tukar rupiah mengalami penguatan pada periode Agustus 2024 karena didukung oleh kebijakan moneter Bank Indonesia dan aliran masuk modal asing yang kuat.